Gejala Deindustrialisasi Tak Terbukti
Sabtu, 02 Juli 2011 – 09:49 WIB
Di sisi lain, nilai impor pada Mei tembus USD 14,83 miliar atau drop 0,42 persen daripada April 2011 sebesar USD 14,89 miliar. Dibandingkan dengan Mei 2010, itu menanjak 48,54 persen. Sedangkan impor Januari–Mei mencapai USD 68,51 miliar atau tumbuh 33,86 persen daripada periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas USD 52,53 miliar atau naik 29,88 persen.
Baca Juga:
Impor nonmigas terbesar pada Mei 2011 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik senilai USD 1,91 miliar. Angka tersebut turun 0,79 persen atau USD 15,3 juta jika dibandingkan dengan April. Sedangkan selama Januari–Mei, golongan barang tersebut mencapai USD 9,10 miliar atau meningkat 21,76 persen (USD 1,63 miliar) daripada periode yang sama tahun lalu.
Tiongkok masih menjadi pemasok barang impor nonmigas terbesar. Selama Januari–Mei, nilainya USD 9,74 miliar dengan pangsa 18,55 persen. Kemudian, diikuti Jepang USD 7,08 miliar (13,48 persen) dan Thailand USD 4,28 miliar dengan pangsa 8,92 persen. (sof/c10/oki)
JAKARTA – Pangsa ekspor dari sektor industri terus meningkat. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, itu merupakan indikasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ini Pemenang PropertyGuru Asia Property Awards Grand Final ke-19
- Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Kacang Tunggak hingga Ikan ke Belanda, Sebegini Nilainya
- Bank Raya Resmikan Cluster Unggulan Gedang Ambon Solo, Dorong Cerdas Kelola Usaha
- Prabowo Bakal Groundbreaking di IKN, Nilai Investasinya Bikin Kaget
- Sambut 2025, Troben Resmi Ganti Logomark
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank