Gelap Cahaya
Oleh: Dahlan Iskan
"Kalau dia bicara Mandarin kadang saya tidak mengerti," ujar sang istri.
Ternyata, di rumah, suami istri ini bicara dalam Bahasa Inggris. Mereka bertemu di luar negeri: di Thailand. Saat sama-sama kuliah di sana.
"Bahasa Mandarin Anda seperti orang di daerah saya," ujarnya. Lalu dia tampak senang ketika saya infokan bahwa saya pernah belajar dengan cara homestay di kota kelahirannya: Harbin. Yakni kota yang kalau musim dingin bisa minus 30 derajat. Itulah kota yang tiap tahun diselenggarakan festival istana salju.
Usai Rayuan Pulau Kelapa, si jilbab asal Belitung Timur, Gita Wulan Suci, maju. "Saya mau menyanyi dangdut," katanya.
Saya menebak-nebak dangdut yang mana. Kalau cocok saya akan jadi penari latarnya –pakai gerakan senam dansa.
Ternyata dia mengalunkan lagu Rungkad. Cocok. Ada gerakan senam dansanya. Lalu Poco-Poco. Cocok. Disambung Maumere. Tambah cocok. Semua lagu itu saya hafal gerakannya.
Mereka pun mengikuti gerakan itu di belakang saya. Di lantai dua resto Bandung itu.
Kok semua lagunya Indonesia. Saya pun minta lagu Xiao Ping Guo. Apel kecil. Gerakannya agak mengentak.
Masjid Fuzhou ini memang berbeda dengan banyak masjid di Tiongkok. Di Beijing maupun Tianjin, masjidnya berada di tengah komunitas Tionghoa suku Hui.
- Astaga, Seorang Oknum Guru dan 2 Mahasiswa di Riau Terlibat LGBT, Nih Tampang Mereka
- KND Dorong Mahasiswa & Pelajar jadi Agent of Power Pengikis Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas
- Alwi Novi
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- King's College London Resmi Memulai Angkatan Pertama di KEK Singhasari
- Nobar Bandung