Gelapkan Sertifikat Tanah, Notaris Ini Dituntut 4 Tahun Penjara

Elfita juga bertindak gegabah dengan membuat PPJB secara diam-diam di Jakarta. Namun dalam akta PPJB dicantumkan dibuat di Bukittinggi. Karena itu dia dilaporkan akhirnya ke Polda sumbar dan kasusunya terungkap sampai saat ini.
Akibat kasus penipuan dan penggelapan ini korban mengalami kerugian karena tanahnya tidak dapat dijual kepada pihak lain. Atas perbuatannya, notaris Elfita Achtar diancam pidana dalam Primair pasal 374 KUHP subside pasal 372 dan pasal 216 KUHP.
"Perbuatan notaris yang menahan sertifikat klien telah menjadi perhatian Ikatan Notaris Indonesia, perbuatan ini tidak ada diatur dalam UU Jabatan Notaris dan perbuatan ini tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun,” kata saksi ahli Hasbi dari Universitas Andalas di persidangan.
"Tidak ada dasar hukum bagi seorang Notaris dapat menahan sertifikat yang dititipkan kepadanya. Silakan baca Pasal 1725 KUH Perdata disitu jelas dinyatakan bahwa barang yang dititipkan harus dikembalikan kepada orang yang menitipkan, seketika apabila dimintanya sekalipun dalam perjanjian telah ditetapkan suatu waktu lain untuk pengembaliannya," tandasnya. (dkk/jpnn)
Kasus penggelapan sertifikat milik PT Rahman Tamin di Sumatera Barat yang melibatkan notaris Elfita Achtar terus bergulir.
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad
- Fuji Laporkan Mantan Rekan Kerja ke Polisi
- Pakar Dukung Ted Sioeng Banding Putusan PN Jaksel & Lapor ke KY
- Kepala BPN Ungkap Sertifikat Tanah di Rentang 1961-1997 Rawan Diserobot
- Marak Tawuran di Padang, Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Baru Sumbar
- Bakal Lebaran di Jakarta, Marshanda Ungkap Hal yang Dinantikannya
- Kelompok Sunda Nusantara Palsukan STNK, Sertifikat Tanah, Surat Nikah