Gelar Doa Bersama, Guru Mogok 10 Menit

Bakal Berlangsung Tertib dan Tidak Ganggu Sekolah

Gelar Doa Bersama, Guru Mogok 10 Menit
Gelar Doa Bersama, Guru Mogok 10 Menit

JAKARTA - Sebanyak 3,7 juta guru anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) hari ini akan memenuhi janjinya untuk mogok mengajar. Perlu diketahui mogok mengajar ini hanya berlangsung sekitar sepuluh menit, karena aktivitas belajar diganti dengan berdoa bersama. Persiapan aksi massal ini dilaporkan dalam pertemuan khusus PGRI di Jakarta kemarin.
 
Dari sejumlah laporan perwakilan PGRI di sejumlah provinsi, seluruh basis masa guru sudah siap melaksanakan aksi damai ini. Perwakilan PGRI dari Kalimantan Timur misalnya, sempat didatangi petugas kepolisian dari Polda setempat. Polisi meminta data konkret aktivitas demonstransi itu.
 
"Saya tegaskan tidak ada demo. Tidak ada pengerahan masa," kata seorang guru yang tidak mau disebut namanya itu. Dia mengatakan kepada polisi bahwa aksi damai ini dilakukan di unit-unit tertentu.

Seperti di sekolah, kantor PGRI tingkat kecamatan, kabupaten, kota, dan provinsi. Dengan aksi dama berwujud doa bersama ini, dia berharap pemerintah memperbaiki kinerjanya untuk urusan tenaga pendidik dan kependidikan.
 
Laporan lain menyebutkan banyak instansi pemerintah daerah yang sempat mengintimidasi. Upaya ini dilakukan karena mengira aksi demonstrasi digelar seperti demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah minimum. Tetapi setelah dijelaskan jika aksi mogok mengajar sepuluh menit itu dilaksankana di dalam sekolah, intimidasi tadi ditarik.
 
 Ketua umum PGRI Sulistyo mengatakan, dalam laporan persiapan ini disimpulkan tidak ada sekolah yang diliburkan hari ini. "Karena itu tadi, berdoma bersamanya sekitar sepuluh menit saja. Otomatis pembelajaran berhenti sementara selema sepuluh menit itu," kata dia. Tapi dia meminta siswa dan wali murid tidak resah terhadap aksi damai ini.
 
Dia menuturkan aksi damai yang dilakukan hari ini adalah "gertakan" pertama untuk pemerintah. Jika tuntutan-tuntutan perbaikan dalam doa bersama nanti tidak dijalankan pemerintah, PGRI siap menjalankan aksi mogok mengajar sungguhan. "Kita belum sampai melakukan sweeping guru untuk mengajak mogok. Kita doa bersama dulu, mudah-mudahan terkabulkan," katanya.
 
Rencananya hari ini aktivitas doa bersama di kantor pusat PGRI di kawasan Tanah Abang, Jakarta dimulai pukul 09.30 WIB. Aktivitas doa bersama ini sekaligus akan menayangkan secara langsung doa bersama di tempat lain. Diantaranya dari perwakilan PGRI Jawa Barat, Bengkulu, Gorontalo, dan Jawa Tengah.
 
Sejumlah tuntuan PGRI adalah perbaikan upaya profesionalisme guru melalui peningkatan kualifikasi pendidikan dan sertifikasi profesi. Tuntutan berikutnya adalah pelaksanaan ujian nasional (unas) dihapus dan evaluasi belajar diserahkan kepada pendidik seperti tuntutan undang-undang. Posisi saat ini evaluasi belajar dipegang pemerintah melalui Kemendikbud.
 
PGRI juga menuntut diberlakukannya upah minimal regional guru (UMRG). Saat ini guru swasta banyak yang mendapatkan gaji tidak layak. Mulai dari Rp 300 ribu per bulan. Mereka berharap gaji guru minimal harus setara dengan upah minimum kabupaten/kota. Penghasilan guru tidak boleh dibawah buruh.
 
Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad mengatakan, pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan dari PGRI terkait aksi mogok mengajar untuk doa bersama itu. Pihak Kemendikbud juga tidak membalas dalam bentuk dukungan atau larangan.
 
"Mogok mengajarnya tidak full sehari," tandasnya. Untuk itu dia meminta masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan gerakan PGRI itu. Ibnu yakin jika benar-benar berjalan sesuai dengan skenarionya, aksi ini tidak berdampak signifikan pada pembelajaran reguler. (wan)

:ads="1"


JAKARTA - Sebanyak 3,7 juta guru anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) hari ini akan memenuhi janjinya untuk mogok mengajar. Perlu diketahui


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News