Gelar Festival Bambu, Desa Wisata Kebonsari Arak Pengantin

Gelar Festival Bambu, Desa Wisata Kebonsari Arak Pengantin
Desa Wisata di Malang. Foto Ilustrasi: istimewa

Kemudian dilanjutkan prosesi arak-arakan kirab pengantin dan potensi desa. Potensi desa berupa potensi hasil kreativitas masyarakat dari masing – masing dusun yang ada di Kebonsari, kesenian lokal dan anak-anak sekolah dasar dengan rampak kentongannya.

Kirab arak-arakan tersebut akan diikuti oleh sekitar 200 peserta masyarakat lokal dan akan dihadiri oleh masyarakat dari desa – desa sekitar Desa Kebonsari. "Arak-arakan dimulai dari Balai Desa Kebonsari. Pengantin bambu laki-laki di Balai Desa dipertemukan dengan pengantin bambu perempuan yang ada di Sendang Sentul dan diarak hingga sampai di BALKONDES ( Balai Ekonomi Desa ) Kebonsari di mana acara resepsi digelar," tandas Beni.

Layaknya pengantin, acara ini juga dilanjutkan acara "Ngomah-omahke Manten." Yaitu berupa prosesi penanaman penganten bambu yang berupa bibit bambu. Penanaman bambu secara simbolis dilakukan oleh para pejabat dinas yang hadir.

Dalam rangkaian acara resepsi tersebut akan diramaikan oleh pentas Wayang Godong dari Dr. Agus Purwantoro M Sn. dan pentas kesenian lokal seperti Topeng Ireng putri Srikandi Gupito, Warok Bocah Putra Satria dari dusun Gupit, Kubro siswo New Sarisiswo dari dusun Kebonwage dan Topeng Ireng-Topeng Seto dari Dusun Cakran yang merupakan kebudayaan lokal dari dusun sekitar Desa Kebonsari hingga selesai acara.

Beni menegaskan, melalui event festival bambu ini pihaknya merasa perlu untuk ikut mengembangbiakkan dan mengkonservasi hutan bambu kembali. Selain agar ketersediaan bahan baku bambu kembali melimpah juga sebagai destinasi wisata alternatif yang ada di sekitar Borobudur.

Melalui event Festival Bambu “Pengantin Bambu # 1 “ ini diharapkan masyarakat sekitar bisa miningkatkan kreativitasnya baik sebagai petani atau sebagai pengrajin bambu dan ikut mengkonsevasi hutan bambu sebagai destinasi wisata alternatif.

"Ujung dari semua ini, masyarakat ikut memajukan desa khususnya Kebonsari sebagai desa wisata di sekitar Borobudur dan ke depannya bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya sehingga otomatis perekonomian masyarakat bisa ikut terdongkrak," pungkas Beni.

Menpar Arief Yahya mengingatkan kepada semua pengembang kawasan pariwisata, termasuk homestay, agar menggunakan arsitektur nusantara. Nuansa daerah, bentuk dan desain budaya lokal itu penting, untuk menunjukkan keberagaman destinasi di tanag air.

Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang menjadi program Kementerian BUMN di wilayah Borobudur mulai menggeliat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News