Gelar Pertemuan Tahunan di Bandung, Perbani: Bahas Inovasi Terkini

jpnn.com, BANDUNG - Perkumpulan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani) sukses menggelar acara tahunan ke-31 yang berlangsung di Masson Pine, Kota Baru Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.
Ketua Umum Perbani, dr. Made Darmajaya, SpBA, mengatakan pertemuan itu dihadiri lebih dari 300 dokter spesialis bedah anak, praktisi kesehatan, akademisi, dan pemangku kepentingan dari seluruh Indonesia.
"Acara ini bertujuan untuk membahas solusi dan inovasi terkini dalam bidang bedah anak sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan tangguh," kata Made Darmajaya dalam siaran persnya, Senin (28/10).
Dia menambahkan pertemuan ini dapat menjadi katalis dalam menciptakan perubahan positif dan berkesinambungan bagi dunia kesehatan anak di Indonesia.
“Penting bagi kami untuk memperkuat kolaborasi dengan semua pihak terkait agar kita dapat memberikan layanan bedah anak yang tidak hanya berstandar tinggi, tetapi juga merata bagi seluruh anak Indonesia,” ujarnya.
Pertemuan itu juga sekaligus dilakukan deklarasi Hari Bedah Anak Nasional yang ditetapkan pada 21 Oktober oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD.
Dia menyoroti pentingnya sinergi yang lebih kuat antara Perbani dan Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan kesehatan anak di seluruh Indonesia.
Dia menekankan empat pilar utama kolaborasi yang diharapkan antara Perbani dan Kemenkes di antaranya memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan bedah anak, meningkatkan kompetensi dan daya saing global dokter spesialis bedah anak, memastikan distribusi spesialis bedah anak, dan mengembangkan inovasi bedah anak.
Perkumpulan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani) menggelar acara tahunan ke-31 guna membahas inovasi terkini. Simak selengkapnya.
- Akademisi Mendesak Supaya Dominus Litis jadi Bagian RUU KUHAP
- Pemerintah Tekankan Kebijakan Kontrol GGL, Cegah Risiko Penyakit Kardiovaskular
- Dengue Mengintai di Musim Penghujan, Langkah Bersama Cegah DBD Digencarkan
- Akademisi dan Pakar Hukum Menolak Penerapan Asas Dominus Litis di RKUHAP
- Begini Pandangan Akademisi Terkait Efisiensi Anggaran Dalam Inpres 1 Tahun 2025
- Massa ICW: Proyek IHSS Kemenkes Mengancam Industri Alkes Nasional