Geledah Kapal Filipina di LCS, China Mengklaim Jadi Korban Ketidakpedulian

Geledah Kapal Filipina di LCS, China Mengklaim Jadi Korban Ketidakpedulian
Kapal-kapal pengawal perusak radar Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bersiaga di Laut China Timur untuk melakukan latihan tempur pada akhir Januari 2021. ANTARA/HO-China Military/mii/am.

jpnn.com, BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyebut ketidakpedulian Filipina menjadi penyebab penjaga pantai China menaiki dan menggeledah kapal Filipina di perairan Laut China Selatan.

"Penyebab langsung dari situasi ini adalah ketidakpedulian Filipina terhadap penolakan China dan intrusi yang disengaja ke perairan Ren'ai Jiao yang merupakan bagian dari Nansha Qundao China," kata Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (19/6).

Pada Selasa (18/6), Angkatan Bersenjata Filipina mengonfirmasi bahwa seorang prajurit angkatan lautnya mengalami cedera parah setelah tabrakan berkecepatan tinggi yang disengaja oleh Penjaga Pantai China (CCG) terhadap kapal Filipina yang sedang menjalani misi pasokan ulang di perairan Laut China Selatan yang disengketakan.

Pejabat Filipina juga mengeklaim bahwa personel CCG menghantam kapal angkatan laut milik mereka serta kemudian menaikinya serta menyita senjata milik tentara mereka.

"Tindakan penegakan hukum yang diambil oleh Penjaga Pantai China di tempat kejadian bersifat profesional dan terkendali serta bertujuan menghentikan 'misi pasokan' ilegal. Penjaga Pantai China tidak mengambil tindakan langsung terhadap personel Filipina," tambah Lin Jian.

Lin Jian menyebut pihak Filipina terus mengatakan bahwa mereka mengirimkan kebutuhan sehari-hari bagi personelnya di BRP Sierra Madre, tetapi diam-diam mencoba mengirim bahan bangunan dan bahkan senjata serta amunisi ke kapal perang di Ren'ai Jiao.

"China mendesak Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran dan provokasinya. Kami akan terus mempertahankan kedaulatan dan hak serta kepentingan kami yang sah," tegas Lin Jian.

Secara terpisah dari sumber sejumlah media, Panglima Militer Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr mengakui bahwa mereka memiliki senjata di kapal tersebut tapi tidak menggunakannya.

Pejabat Filipina mengeklaim aparat China menghantam kapal angkatan laut milik mereka serta kemudian menaikinya serta menyita senjata milik tentara mereka

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News