Gelombang Kedua COVID-19 di Eropa Lebih Ganas dari yang Pertama


Di Thailand, relawan kesehatan telah mengunjungi area kluster, melakukan skala prioritas kasus, mengirim orang dengan gejala ke klinik medis untuk dites, dan menghilangkan rumor dan informasi yang salah.
Mereka juga telah mengajari orang cara mencuci tangan dengan benar, menekankan pentingnya masker, dan membagikan pembersih tangan.
Selain itu, Departemen Pengendalian Penyakit Thailand telah menghubungi staf rumah sakit dari setiap provinsi untuk memastikan mereka tahu cara mendeteksi kasus dan cara mencegah wabah di rumah sakit.
Pendidikan ini diikuti keberadaan sejumlah sukarelawan, telah membantu Thailand menjaga jumlah kasus hanya sedikit di atas 3.500.
Meskipun memiliki sistem medis yang relatif lemah, jumlah kasus Kamboja sangat rendah, hanya 283, dengan catatan nol kematian.
Negara ini telah melakukan pelacakan kontak ekstensif, dengan memanfaatkan 2.900 petugas kesehatan yang telah dilatih dalam pelacakan kontak pada awal tahun.
Negara itu juga menjalani 'lockdown' ketat di awal pandemi termasuk dengan menutup sekolah dan tempat hiburan.Perjalanan juga telah dibatasi.
Eropa kembali berada dalam cengkeraman kembalinya COVID-19, setelah Inggris, Spanyol, dan Perancis masing-masing melaporkan ribuan kasus harian baru
- Porang Jadi Andalan Baru Sidrap, Ekspornya Sampai Eropa
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan