Gelombang Pengungsi Rohingya Menuju Aceh Terus Membesar

Gelombang Pengungsi Rohingya Menuju Aceh Terus Membesar
Abdu Rahman pernah menulis buku berjudul 'Rohingya Odyssey' tentang perjalanannya yang diterbitkan di Kanada. (ABC News: Habil Razali)

Ia berjaga di kamp penampungan Desa Kulee untuk memastikan para pengungsi Rohingya mendapat makanan yang layak.

"Selama tinggal di sini jangan ada yang sakit. Makanan pun tidak diberikan sembarangan, harus diperiksa, jangan sampai mereka sakit," kata Efendi.

Dia mengatakan bantuan warga setempat untuk para pengungsi Rohingya dilakukan sepenuh hati.

"Kami di sini rata-rata juga orang miskin. Kami menolong mereka karena nurani kami sesama orang susah dan mereka juga Muslim, mereka salat," katanya.

"Karena hati kita tidak sekeras batu."

Aceh saat ini menjadi provinsi dengan penduduk miskin terbanyak di Pulau Sumatra.

Daerah otonomi khusus di Indonesia ini masih berusaha bangkit dari dampak panjang konflik bersenjata hampir tiga dekade dari tahun 1976 hingga 2005.

'Jangan dibiarkan sendirian'

Awal pekan kemarin (4/12), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan pemerintah Indonesia akan mengembalikan para pengungsi Rohingya ke negara asalnya.

Khairul, istrinya, dan tiga anak-anaknya termasuk dari seribu lebih warga Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News