Gelombang Pengungsi Rohingya Menuju Aceh Terus Membesar

Gelombang Pengungsi Rohingya Menuju Aceh Terus Membesar
Abdu Rahman pernah menulis buku berjudul 'Rohingya Odyssey' tentang perjalanannya yang diterbitkan di Kanada. (ABC News: Habil Razali)

"Akan kami rapatkan bagaimana caranya mengembalikan ke negaranya melalui PBB, karena ada perwakilannya, nanti saya akan pimpin rapatnya," ujar Mahfud, seperti yang dikutip dari laporan Kompas.com.

Mahfud menegaskan Indonesia tidak ikut menandatangani konferensi PBB soal pengungsi.

Mengomentari soal laporan sempat adanya penolakan dari sejumlah warga di Aceh, ia mengatakan hal terebut terjadi karena semakin banyak pengungsi Rohingya yang datang.

"[Mereka] turun tangan terus-terusan, kewalahan, orang Aceh sudah menolak," jelasnya.

Sejumlah pengamat menilai ASEAN tidak cukup berbuat banyak atas masalah gelombang pengungsi Rohingya, termasuk mengatasi konflik berkepanjangan di Myanmar.

Adriana Elisabeth, dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, mengatakan Indonesia tidak bisa lagi menangani krisis pengungsi sendirian.

"Kerja sama di dalam ASEAN sendiri sangat diperlukan," ujarnya.

Ia juga bependapat pilihan solusi lainnya adalah meminta "kekuatan eksternal" dari negara-negara yang bukan anggota ASEAN.

Khairul, istrinya, dan tiga anak-anaknya termasuk dari seribu lebih warga Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News