Gelombang PHK Mulai Menghantam

Menurut Agus, Disnaker sejatinya terus menerus mensosialisasikan hal itu. Namun, Disnaker juga terhalang akses untuk bertemu langsung dengan pucuk pimpinan perusahaan. "Biasanya cuma diterima perwakilannya. Entah nyampai atau gak informasinya, kita gak tahu," ujarnya.
Dari sisi investasi, kata Agus, sejatinya iklim di Batam masih bagus. Isu relokasi perusahaan akibat tingginya Upah Minimum Regional tidak berpengaruh, karena rata-rata perusahaan asing di Batam mampu untuk membiayai. "Catatan 2014, relokasi perusahaan hanya melibatkan 4-5 perusahaan. Itupun levelnya perusahaan (skala) sedang," jelasnya.
Sementara, terkait perusahaan yang pailit, catatan saat ini hanya menimpa PT Diva Sarana Metal, dimana ada 105 PHK yang terjadi. Ada juga catatan perusahaan yang melarikan diri, yakni PT Yee Woo Indonesia, dimana 308 tenaga kerja harus di PHK pada bulan Januari.
"Kalau melarikan diri, kita lakukan penjualan aset untuk membayar tenaga kerja," ujarnya. (mia/bil/bay)
JAKARTA - Memburuknya perekonomian Indonesia telah diikuti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Belasan ribu pekerja pun harus kehilangan mata
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram