Gelontorkan Dana Rp 20 M untuk Rehabilitasi Dolly

Pemkot Carikan Pekerjaan bagi Warga Terdampak

Gelontorkan Dana Rp 20 M untuk Rehabilitasi Dolly
Anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap tiga orang PSK dan beberapa muncikari di kawasan bekas lokalisasi Dolly. Foto: SURYANTO/RADAR SURABAYA/JPNN.com

PSK ditempatkan di ruang yang agak lebar di dekat pos penjagaan. Mereka setidaknya harus melawati dua meja verifikasi pengecekan data diri lebih dulu oleh petugas Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya. Dua formulir identitas harus dilengkapi kartu tanda penduduk (KTP) asli mereka.

Di meja kedua, mereka akan diverifikasi Lurah Putat Jaya Bambang Hartono. Hanya PSK dalam database yang telah diajukan kepada Kementerian Sosial yang bisa lolos dari meja tersebut. ’’Saya kasih surat keterangan domisili. Itu sesuai dengan data hasil verifikasi kami,’’ kata dia.

Setelah itu, para PSK melewati meja pemberian uang yang disalurkan Bank Jatim. Dana Rp 5.050.000 yang diterima setiap PSK tersebut langsung masuk ke dalam rekening Bank Jatim atas nama mereka.

Di meja terakhir, kesehatan mereka diperiksa. Pemeriksan itu bertujuan untuk mendata PSK tersebut mengidap HIV/AIDS atau tidak. Langkah itu dilakukan untuk memonitor terus perkembangan mereka.

Sementara itu, pencairan dana Rp 5 juta kepada mucikari lebih sederhana. Mereka hanya perlu mendatangi satu meja di ruang yang berbeda dengan pembagian dana PSK.

Di ruang tersebut, tiga petugas Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Jatim bersiap memberi dana berdasar surat keputusan gubenur. ’’Pencairan ini melalui bantuan sosial tunai,’’ jelas Kasubbag Penanggulangan Bencana Biro Kesra Setda Provinsi Jatim Lilik Sri Utami.

Para mucikari itu juga ditanyai soal penggunaan uang stimulan yang mereka terima. Data tersebut akan dipakai untuk pemetaan profesi yang diminati mucikari pascadeklarasi penutupan lokalisasi Dolly-Jarak. ’’Kebanyakan mereka ingin uang itu buat tambahan modal usaha di kampung,’’ papar Lilik.

Seorang mucikari bernama Sulastri menjelaskan, dirinya ingin memberikan dana kompensasi tersebut untuk tambahan modal ibunya. Perempuan asli Sidoarjo yang sudah 23 tahun mendiami lokalisasi Jarak itu ingin alih profesi. ’’Saya ingin pulang kampung saja. Mungkin buka usaha,’’ ucap dia. Jumlah anak buah dia tinggal tiga orang. Semua sudah berusia di atas 35 tahun.

Setelah menutup lokalisasi Dolly, pemkot tidak lantas mendiamkan warga yang terdampak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News