Gembleng Puluhan ASN Kemendikbudristek Jadi Trainer Literasi Digital
"Terdapat sanksi bagi ASN yang menyampaikan pendapat berisi ujaran kebencian di sosmed. Hal tersebut dikategorikan pelanggaran berat,” tutur Tri.
Adapun praktisi keamanan digital Andri Johandri menjelaskan soal maraknya kebocoran dan pencurian data. Menurut dia, apa pun yang terkoneksi dengan internet rawan diretas.
"Tidak ada yang bisa menjamin keamanan data, bahkan sekarang ini bisa lihat bahwa banyak domain universitas yang diretas hacker,” jelasnya.
Andri menambahkan setiap orang harus membekali diri dengan kemampuan digital sehingga bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selanjutnya, praktisi keamanan digital lainnya, Hari Singgihnugroho, memaparkan soal kedaulatan informasi. Menurut dia, informasi yang kini menjadi aset vital justru kerap dianggap tidak terlalu penting dipertahankan.
“Informasi harus dilindungi karena sebetulnya target pencurian dari peretasan adalah informasi yang kami miliki,” jelasnya.
Analis Kebijakan Ahli Madya Kemendikbudristek Hanjar Basuki menjelaskan nantinya para trainer tersebut akan menyalurkan ilmu mengenai literasi digital kepada seluruh pegawai. "...demi mengawal program-program kementerian/lembaga untuk mendukung visi dan misi presiden," katanya.(esy/jpnn)
Puluhan ASN Kemendikbudristek mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital Segmen Pemerintah untuk mencetak pelatih literasi digital.
- Milenial Dominasi Pengguna BYOND, BSI Hadirkan Literasi Digital di Mal-Mal Jabodetabek
- Ronny Bicara Putusan MK, Anggota TNI & Polri Kena Pidana Kalau Tak Netral
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Putusan MK jadi Kekuatan Bawaslu Awasi ASN, TNI, Polri, hingga Kades yang Tak Netral
- Program Digital Access Inggris Menjembatani Kesenjangan di Indonesia Timur
- Pj Gubernur PBD Ingatkan ASN Agar Tidak Bermental Seperti Bos yang Minta Dilayani