Gemerlap Danantara
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Soal dana ini saya pun ingat: pernah terlibat dalam rapat kecil pembangunan kilang besar. Hanya sebagai figuran. Fungsi saya tidak lebih dari "orang yang harus hadir".
Proyek itu dibahas sangat detil. Kesulitan terbesar adalah dari mana dapat uang begitu untuk membangunnya.
Keuangan Pertamina pasti tidak mampu. APBN tidak bisa mengalokasikan proyek sebesar itu. Kalah prioritas dengan kebutuhan lain.
Kadang soal prioritas itu seperti paradoks: toh, banyak proyek lain yang kurang tepat. Yang hanya membuat ICOR kita tidak baik.
Kalau saja bisa dilakukan penghematan di banyak kementerian uang sebesar itu kecil, apalagi kalau dilihat dari angka korupsi.
Sejak awal kecenderungannya memang harus pakai dana investor. APBN harus lebih fokus untuk rakyat. Tetapi mencari investor tidak mudah. Bukan soal besarnya biaya tetapi tipisnya margin yang didapat.
IRR kilang itu, kesimpulan rapat tersebut, sangat rendah. Hanya enam. Investor baru tertarik kalau IRR-nya 12. Setidaknya 10. Kalau IRR-6 mending Anda taruh uang di saham atau di deposito.
Tentu Danantara tahu itu. Dia tahu kini harus memasuki bisnis dengan risiko tinggi yang IRR-nya rendah.