Gempa Myanmar, 75 Tewas
Sabtu, 26 Maret 2011 – 03:10 WIB
YANGON - Gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) mengguncang Myanmar Kamis malam waktu setempat (24/3). Saking hebatnya, getaran juga terasa di Thailand, Vietnam, Laos dan Tiongkok. Hingga kemarin (25/3), beberapa gempa susulan dengan skala lebih kecil masih terjadi. Akibatnya, sekitar 75 orang tewas.
Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa pusat gempa (episentrum) terjadi di sebelah utara Kota Tachileik. Kota tersebut berada di kawasan pegunungan yang menjadi batas wilayah Myanmar dan Thailand. Kamis malam lalu, getaran gempa juga terasa di Kota Bangkok, ibu kota Thailand, yang berjarak sekitar 800 kilometer dari episentrum.
Baca Juga:
Gedung-gedung tinggi di Myanmar ambruk. Tidak kurang dari 400 rumah di empat desa dan kota rata dengan tanah. Akibatnya, ratusan warga terpaksa menjadi gelandangan. "Butuh waktu berhari-hari untuk menghitung kerugian. Sejauh ini, korban tewas mencapai 75 orang dan sekitar 111 lainnya terluka," kata seorang pejabat pemerintah Myanmar yang tidak bersedia menyebutkan namanya.
Sembilan kantor pemerintah di Kota Tarlay, yang letaknya tak jauh dari Tachileik, hancur. Beberapa biara juga rusak parah. "Saat ini, prioritas kami adalah warga di kawasan terpencil. Bersama militer, kepolisian dan pemerintah daerah, kami berusaha keras mengevakuasi para korban. Baik yang tewas maupun terluka," lanjut pejabat tersebut dalam wawancara dengan Agence France-Presse.
YANGON - Gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) mengguncang Myanmar Kamis malam waktu setempat (24/3). Saking hebatnya, getaran juga terasa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer