Gemuk tapi Sehat itu Benar-benar Ada

Gemuk tapi Sehat itu Benar-benar Ada
Gemuk tapi Sehat itu Benar-benar Ada

jpnn.com - KELEBIHAN berat badan dan obesitas seringkali dikaitkan dengan penyakit kronis seperti diabetes ataupun penyakit jantung. Tapi sebuah studi baru menemukan bahwa obesitas sehat itu benar-benar ada.

Faktanya, satu dari empat orang yang obesitas ternyata tergolong ke dalam kelompok orang-orang yang walaupun gemuk tapi tetap sehat dan bugar, atau biasa disebut dengan healthy obesity.

Selain tubuhnya yang bugar, tekanan darah mereka pun normal, begitu juga dengan kadar gula darah mereka yang tidak begitu tinggi.

Sebuah studi dari Italia yang berlangsung selama 15 tahun juga menemukan bahwa orang yang termasuk ke dalam obes sehat ini cenderung tidak mengidap kanker atau penyakit jantung, serta tidak berisiko meninggal lebih cepat dibandingkan orang-orang yang berat badannya normal.

Studi baru dari Jerman ini menyatakan menjadi gemuk dan sehat dapat mengurangi risiko penyakit yang dialami seseorang, meski risikonya tidak sepenuhnya hilang. Mereka menduga gen-lah yang berperan di balik hal ini. Dan jika orang-orang bisa mengetahui bagaimana cara tubuh menahan dirinya dari kelebihan berat badan, tampaknya dapat dijadikan pegangan bagi orang-orang yang obesitas tapi tidak sehat.

Dalam hal ini, tim peneliti dari German Institute of Human Nutrition dan University of Tubingen tersebut mengkritik metode yang banyak digunakan dokter pada umumnya, yaitu menentukan ukuran pasien hanya dari berat dan tinggi badan untuk menghitung indeks massa tubuh atau BMI-nya.

Menurut mereka BMI itu bukanlah faktor yang memadai untuk menentukan apakah seseorang dikatakn obes atau tidak karena tak dapat membedakan antara otot dan lemak.

Padahal banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memvonis seorang pasien itu obesitas atau tidak, misalnya lingkar pinggang, tekanan darah dan tempat penyimpanan lemaknya.

KELEBIHAN berat badan dan obesitas seringkali dikaitkan dengan penyakit kronis seperti diabetes ataupun penyakit jantung. Tapi sebuah studi baru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News