Gen Z Indonesia Mulai Jauhi Barang KW
Sementara 67 persen Gen Z mengatakan teman-teman mereka mencontoh dirinya untuk melihat produk apa yang sedang digemari saat ini.
Bagi sebagian kelompok Gen Z, kesesuaian produk bermerek dengan kebutuhan mereka menempati skala yang lebih penting ketimbang merek itu sendiri.
Studi INTA mengungkap, ketika Gen Z menimbang antara kemampuan finansial yang mereka miliki dengan penghargaan terhadap merek sebagai suatu karya, mereka lebih memilih situasi keuangan.
Penghargaan terhadap merek masih dianggap penting, namun setelah pertimbangan pemasukan finansial.
Pendapatan kelompok Gen Z kemungkinan menjadi alasan untuk membeli produk palsu, karena sekitar tiga dari lima responden Gen Z Insights: Brands and Counterfeit Products mengatakan mereka tak merasa mampu membiayai gaya hidup yang mereka inginkan.
Terlepas dari banyaknya Gen Z yang masih membeli produk tiruan, studin itu juga mengungkap bahwa kelompok muda ini memiliki penghargaan tinggi terhadap ide dan kreativitas.
Sebanyak 70 persen responden mengatakan hak kekayaan intelektual sama pentingnya dengan hak kekayaan fisik. Sementara 74 persen dari mereka berpendapat bahwa membeli produk asli itu penting.
Yang menarik, meski saat ini mayoritas dari responden masih mengaku sebagai konsumen barang tiruan, ternyata sebanyak 2450 dari mereka berencana untuk mengurangi kebiasaan membeli barang tiruan di masa depan.
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina