Genap Dua Tahun, Kinerja DPR Semakin Anjlok
Senin, 10 Oktober 2011 – 04:44 WIB
"Inilah yang disinyalir menjadi lahan atau sumber "penggarongan" bagi permainan para mafia anggaran," kata Sebastian. Akibat lain dari penambahan anggaran itu, kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dalam APBN semakin besar. "Defisit anggaran di tahun 2011 menjadi Rp 214,6 triliun," ujarnya.
Mungkin karena sudah terjebak kongkalingkong dengan pemerintah, DPR tidak bisa lagi mengkritisi postur APBN secara objektif. Misalnya, soal alokasi belanja modal atau pembangunan sebesar Rp 121,8 triliun yang jauh lebih kecil dari alokasi belanja rutin atau pegawai sebesar Rp 180,6 triliun. "Jadi, dana untuk kesejahteraan rakyat jauh lebih kecil dari anggaran untuk pegawai. Bisa dibilang APBN ini hanya untuk melayani pemerintah," kata Sebastian.
Kinerja legislasi DPR juga tidak lebih baik. Target legislasi tahun 2011 adalah 70 RUU prioritas prolegnas ditambah 23 RUU "luncuran" dari tahun 2010. Sejauh ini, baru 12 RUU yang rampung dan disahkan menjadi UU. Semuanya berasal dari 23 RUU "luncuran", yakni RUU yang sudah berjalan proses pembahasan tingkat I bersama pemerintah.
"Ironis sekali. Tidak ada satupun RUU yang telah disahkan itu berasal dari 70 RUU yang ditetapkan sebagai prioritas 2011," kata Sebastian.
JAKARTA - Perjalanan DPR periode 2009-2014 sudah genap berusia dua tahun per 1 Oktober lalu. Bukannya semakin membaik dari tahun sebelumnya, kinerja
BERITA TERKAIT
- Anggota Bawaslu Lolly Suhenty Minta Pengawas Ad Hoc Cermat Tanggapi Surat Edaran KPU
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Heboh Aparat Nyatakan Dukungan ke YSK, Pengamat: Pelanggaran Netralitas
- Korban Erupsi Gunung Lewotobi Tetap Bisa Gunakan Hak Pilih di Pilkada 2024