Gencatan Senjata Hanya Bertahan Sehari
Sabtu, 30 April 2011 – 12:22 WIB

Gencatan Senjata Hanya Bertahan Sehari
PHANOM DONG RAK - Seperti yang sudah-sudah, gencatan senjata di perbatasan Thailand dan Kamboja tak bertahan lama. Kamis malam lalu (28/4), kembali pecah baku tembak di wilayah sekitar Preah Vihear tersebut. Dalam waktu kurang dari 24 jam, gencatan senjata yang dideklarasikan Kamis pagi pun buyar. Kendati demikian, dia berharap dialog komandan dua kubu bakal berujung pada kesepakatan yang melegakan. Dengan demikian, gencatan senjata yang belum sempat berumur satu hari bisa kembali dilanjutkan. Kemarin, selama dialog berlangsung, militer Thailand dan Kamboja sama-sama menahan diri dan tidak saling serang. Tapi, pasukan dua negara berada dalam kondisi siaga sambil menyandang senjata.
Kemarin pagi (29/4), bentrok kembali terjadi. Desing peluru kembali menghiasi perbatasan. Baku tembak pun berlanjut di hari ke-8. Entah apa yang memicu baku tembak pasca gencatan senjata tersebut. Tapi, seorang serdadu Thailand dilaporkan tewas setelah timah panas pasukan Kamboja menembus tubuhnya dalam bentrok terbaru. Sedangkan sekitar enam serdadu yang lain terluka.
Jubir pemerintah Thailand, Panitan Wattanayagorn, sangat menyesalkan bentrok yang merenggut gencatan senjata di perbatasan tersebut. Untuk mencegah terjadinya kontak senjata yang lebih masif, militer Thailand mengutus komandan lapangan berunding dengan pasukan Kamboja. "Sayangnya, kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan," katanya.
Baca Juga:
PHANOM DONG RAK - Seperti yang sudah-sudah, gencatan senjata di perbatasan Thailand dan Kamboja tak bertahan lama. Kamis malam lalu (28/4), kembali
BERITA TERKAIT
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza
- Travel Rule Global Summit VerifyVASP Digelar di Bangkok
- 4 WNI Jadi Korban Kebijakan Donald Trump, Ada yang Dideportasi
- Donald Trump Berkuasa, Amerika & Hamas Berdialog Langsung Tanpa Perantara
- HNW Dukung Usulan Erdogan Soal Hak Veto di DK PBB untuk Negara Mayoritas Muslim