Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia?

Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia?
Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia?

Australia akan menggelar pemilihan umum untuk menentukan pemimpin barunya pada bulan ini. Lantas apa yang mereka pertimbangkan sebelum mencoblos, termasuk di kalangan warga Australia yang memiliki latar belakang dan berasal dari Indonesia?

Pemilihan umum di Australia

Nasya Bahfen adalah sosok yang banyak dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia di Australia, khususnya di kota Melbourne.

Perempuan kelahiran Jakarta ini pindah bersama keluarganya ke Ausralia saat ia berusia dua tahun, tapi baru mendapatkan kewarganegaraan Australia tahun 2006 lalu.

Di Australia sebenarnya diperbolehkan memiliki dua kewarganegaraan, tetapi Nasya tidak bisa mendapatkannya karena hal tersebut tidak diakui di Indonesia.

Ia pernah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah negeri terbaik di Australia dan mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk program doktornya, dan kini bekerja sebagai dosen senior di La Trobe University.

"Jadi secara alamiah saya merasa lebih menjadi warga Australia dan memenuhi kewajiban sebagai warga di negara saya dibesarkan," ujar Nasya kepada ABC Indonesia.

Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia? Photo: PM Scott Morrison sebagai pimpinan Partai Liberal (belakang) dan pemimpin Partai Buruh, Bill Shorten. (Foto: ABC News, Georgina Piper)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News