Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia?
Australia akan menggelar pemilihan umum untuk menentukan pemimpin barunya pada bulan ini. Lantas apa yang mereka pertimbangkan sebelum mencoblos, termasuk di kalangan warga Australia yang memiliki latar belakang dan berasal dari Indonesia?
Nasya Bahfen adalah sosok yang banyak dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia di Australia, khususnya di kota Melbourne.
Perempuan kelahiran Jakarta ini pindah bersama keluarganya ke Ausralia saat ia berusia dua tahun, tapi baru mendapatkan kewarganegaraan Australia tahun 2006 lalu.
Di Australia sebenarnya diperbolehkan memiliki dua kewarganegaraan, tetapi Nasya tidak bisa mendapatkannya karena hal tersebut tidak diakui di Indonesia.
Ia pernah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah negeri terbaik di Australia dan mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk program doktornya, dan kini bekerja sebagai dosen senior di La Trobe University.
Photo: PM Scott Morrison sebagai pimpinan Partai Liberal (belakang) dan pemimpin Partai Buruh, Bill Shorten. (Foto: ABC News, Georgina Piper)"Jadi secara alamiah saya merasa lebih menjadi warga Australia dan memenuhi kewajiban sebagai warga di negara saya dibesarkan," ujar Nasya kepada ABC Indonesia.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata