Generasi Muda Bicara Soal Pemilu di Australia, Apa yang Beda dengan Indonesia?

Tapi saat ditanya soal politik Australia, Nasya mengaku kecewa dan kehilangan harapannya dengan politisi yang menurutnya juga dirasakan oleh banyak warga lainnya.
Saat banyak warga Indonesia merasa bingung siapa yang harus dipilih pada pemilu kemarin, Nasya mengatakan politik di Australia lebih mudah ditebak.
"Kebanyakan orang tahu, jika memilih Koalisi, maka Anda berikan suara untuk kebijakan yang konservatif secara ekonomi dan mungkin konservatif secara sosial, jika hak partai mendominasi."
Lantas adakah partai yang menyuarakan aspirasi Nasya dan menjadi pilihannya pada pemilu tanggal 18 Mei nanti? Jawabnya, "tentunya tidak ada".
"Saya jijik dengan pendirian Koalisi soal pengungsi dan imigrasi yang memicu xenophobia, sementara Partai Buruh sebelumnya membela sesuatu tapi sekarang tidak menawarkan sesuatu yang berbeda."
Nasya tinggal di kota Melbourne, yang perwakilannya di parlemen adalah Adam Brandt dari Partai Hijau.
"Partai Hijau mungkin jadi partai yang terdekat dengan posisi saya dalam banyak hal," ujarnya, yang juga mengaku peduli dengan lingkungan tetapi seorang kapitalis sejati.

- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia