Generasi Pesona Indonesia Dukung Presiden Menggairahkan Pariwisata Dalam Negeri
“Satu kebanggaan bahwa inilah wonderfull Indonesia. Masa kita sudah punya jargonnya adalah wonderfull tetapi kita justru tidak mengakui wonderfulland itu dengan memilih destinasi ke luar. Berarti kan janji dari brand pariwisata kita dipertanyakan, ya,” ungkapnya.
Dia menjelaskan ketika seseorang melakukan perjalanan ke satu tempat maka yang akan tersisa adalah memori.
Artinya, kata dia, ada yang bentuknya konten dan ada yang bentuknya memori xperience, hingga perlu ada pengembangan ke depan agar kelangsungan dari destinasi-destinasi wisata itu membaik.
“Nah, contohnya Borobudur dan sebagainya itu kelestarian menjadi nomor satu. Lalu, pengembangan ke depan untuk pariwisata ini harapkan juga bisa memberikan experience bukan hanya memberikan hiburan saja. Jadi, ketika ada experience ini masih memungkinkan orang untuk datang kembali,” kata dia.
Dalam pengembangan tempat wisata, kata Mbak Jhe harus melibatkan masyarakat lokal dan juga pelaku-pelaku lokal yang diberikan ruang-ruang kreativitas seperti komunitas, desa wisata dan juga buat UMKM.
“Pengembangan pariwisata ke depan harus untuk berpihak kepada ekonomi rakyat, karena potensinya sangat luar biasa. Pada dasarnya, kami sangat sepakat dan mendukung instruksi Presiden,” ujar Mbak Jhe.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Siti Chotijah mengatakan permintaan Presiden Jokowi untuk mengutamakan wisata dalam negeri sangat tepat.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Sambut Liburan Nataru, Parapat View Hotel Tawarkan Sensasi Keindahan Danau Toba
- Vietjet Gandeng Xanh SM Mewujudkan Transportasi Hijau dan Pariwisata
- Dorong Pariwisata Lintas Batas, STB Gelar Sarawak Gateway to Borneo di Jakarta dan Balikpapan
- Refleksi Akhir Tahun: Pariwisata Danau Toba Butuh Kemasan Inovatif, Kreatif dan Kerja Sama Semua Pihak
- Dukung Pariwisata Yogyakarta, Patra Jasa Bersama 2 Dinas Setempat Adakan Pelatihan
- TJSL Pelindo Dorong Pengembangan Desa Wisata Senteluk