Geng Pelajar Punya Panglima

Bagi Franky, momen paling menyenangkan dan adrenalin terpacu adalah melihat musuh kesakitan atau berdarah akibat terkena sabetan girnya. Belum lagi bila musuh bisa dipukul mundur. Dia juga menjelaskan cara memenangkan pertarungan. Yakni, membuat musuh takut lebih dahulu (psywar). ”Makanya, kami harus bawa barang-barang yang ngeri. Misalnya, senjata tajam atau gergaji es, biasanya dibikin sama anak-anak di tukang las. Tujuannya, bikin musuh keder duluan, baru kami bisa nyerang dia,” jelas dia.
Hingga kini sekolahnya termasuk yang disegani di wilayah Taman Sari dan sekitarnya. Biasanya tawuran dilakukan di akhir pekan dan di tempat-tempat yang disepakati. Atau, mereka sekadar berjalan-jalan ke daerah musuh. Namun, sejak ada Twitter dan Facebook, mereka tawur secara dadakan. Geng KJ35 juga memiliki musuh abadi. Yaitu, geng dari SMK 53 KML danSTM BT yang sering mereka hadapi.
Menurut data polisi, setidaknya ada hampir seratus geng pelajar di Jakarta yang eksis. Seluruhnya terlibat dalam situasi yang absurd. Yakni, saling bertarung dan terkadang berkoalisi.
Serangan dan strategi yang dipakai pun semakin brutal. Yang terbaru, para pelajar tidak lagi menyerang hanya memakai senjata tajam atau tongkat. Mereka bahkan menyiram wajah musuh pakai air keras. Ada lima kasus seperti itu yang membuat korbannya cacat seumur hidup. (all/agu/co1/ano)
Bagaimana sisi gelap dunia pelajar Jakarta bisa dilihat dari pengakuan seorang berpangkat cukup tinggi di geng pejalar KJ35 yang sebut saja bernama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025