Genjot Banpres Produktif demi Usaha Mikro di Masa Pandemi
jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berimbas besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat sejumlah masalah besar yang dihadapi UMKM pada pandemi Covid-19.
Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM Eddy Satria, saat ini terdapat lima masalah besar yang dihadapi pelaku UMKM. Lima persoalan besar itu merupakan temuan Kemenkop UKM dalam penelitian atas 195.099 sampel UMKM pada Juni 2020.
Persoalan utama ialah penurunan penjualan, permintaan dan pelanggan yang dihadapi 23,1 persen pelaku UMKM. "Penurunan terbesar dialami yang mengandalkan toko fisik," ujar Eddy dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama jpnn.com, GenPI.co dan BNI, Kamis (8/10).
Persoalan kedua ialah hambatan distribusi (19,5 persen). Berikutnya masalah permodalan (19,45 persen).
Keempat, persoalan sulitnya bahan baku (19,08). Terakhir ialah hambatan produksi.
"Sektor usaha yang paling terdampak ialah penyedia akomodasi makan dan minum (35,88 persen), pedagang besar dan eceran (23,33 persen), serta industri pengolahan (17,83 persen)," papar Eddy.
Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program untuk menyelamatkan dan memuluhkan UMKM. Anggaran dari pemerintah untuk program UMKM di masa pandemi mencapai Rp 123,46 triliun.
Kemenkop UKM mencatat sejumlah masalah besar yang dihadapi UMKM pada pandemi Covid-19.
- 2024, Grab Telah Menyalurkan Bantuan USD 1 Juta Kepada Mitra dan UMKM
- Menkominfo: AI Membantu UMKM di Berbagai Tahap
- Bangun Ekosistem Digital UMKM di Indonesia, Hibank & Mitra Strategis Jalin MoU
- Dukung Industri Kopi Nasional, BNI Gandeng PMO Kopi & Kakao Nusantara
- SBM & BRI Berkolaborasi Dukung UMKM Fesyen Tingkatkan Skala Bisnis
- Sultan Mendukung Pemerintah untuk Membentuk Holding UMKM