Genjot Ekspor, Holcim Bersaing Dengan Vietnam dan Tiongkok
jpnn.com - SURABAYA - PT Holcim Indonesia Tbk berupaya menggandakan penetrasi pasar ekspor ke sejumlah negara. Pasalnya, kapasitas produksi semen di Indonesia sudah memasuki tahap melebihi kebutuhan pasar.
Direktur Penjualan Holcim Dion Sumedi mengatakan, perseroan selama ini mengekspor semen ke Australia. Pada 2014, ekspor semen Holcim mencapai 159 metrik ton (mt).
Tahun lalu angkanya meningkat menjadi 458 mt. ’’Tahun ini kami membidik pasar yang baru. Yakni, Bangladesh, Sri Lanka, dan Afrika Selatan,” kata Dion, Selasa (12/7) kemarin.
Pada kuartal pertama tahun ini, Holcim mengekspor semen 132 mt. Hingga akhir tahun, kapasitas ekspor Holcim diprediksi mampu tumbuh 100 persen jika dibandingkan dengan 2015.
Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), ekspor semen pada kuartal pertama tahun ini meningkat 98,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Total ekspor semen pada kuartal pertama 2015 mencapai 156.879 ton.
Sementara itu, kuartal pertama tahun ini mencapai 311.2014 ton. Strategi ekspor dilakukan karena kapasitas terpasang industri semen di Indonesia mencapai 100 juta ton per tahun.
Selain itu, pasar domestik baru membutuhkan sekitar 65 juta ton per tahun. ’’Dulu proyeksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup tinggi. Jadi, produsen semen giat berinvestasi. Sekarang kondisinya berubah,” terang Dion.
Selain perlambatan ekonomi domestik, kondisi persaingan pasar semen di dalam negeri semakin ketat menyusul masuknya sejumlah investor semen asing. Pada 2012, hanya ada sembilan pemain industri semen.
SURABAYA - PT Holcim Indonesia Tbk berupaya menggandakan penetrasi pasar ekspor ke sejumlah negara. Pasalnya, kapasitas produksi semen di Indonesia
- PT Pegadaian Resmi Jadi Bank Emas, Legislator: Langkah Positif
- Sambut Investasi Apple di Indonesia, Pemerintah Diimbau Perkuat 4 Hal Ini
- Kontribusi Koperasi Bisa Lebih Besar daripada BUMN atau Swasta
- Pertamina Hulu Rokan Catatkan Lifting Minyak 58 Juta Barel Sepanjang 2024
- Mowilex Raih Sertifikasi CarbonNeutral untuk Keenam Kalinya
- Awal Tahun, USD Hari Ini Masih Bertengger di Rp 16 Ribuan, Kapan Turun?