Genjot Investasi, Pemerintah Masih Andalkan Insentif
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah masih mengandalkan insentif untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun ini.
Pada 2018 lalu, realisasi investasi yang sebesar Rp 721,3 triliun baru mencakup 94,3 persen dari target.
Nominal itu hanya tumbuh 4,1 persen secara year-on-year (yoy). Padahal, pada 2017 realisasi investasi tercatat Rp 692,8 triliun dan melampaui target sebesar Rp 678,8 triliun.
Realisasi pada 2017 juga relatif lebih tinggi karena tumbuh 16,4 persen (yoy).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah telah mengerahkan berbagai instrumen fiskal.
Di antaranya, libur pajak (tax holiday), pengurangan pajak (tax allowance), kemudahan sistem bea dan cukai untuk ekspor dan impor barang, serta keringanan pajak bagi investor yang menyimpan devisa hasil ekspornya di dalam negeri.
Selain itu, APBN telah digunakan untuk hal-hal yang bisa mendorong pengurangan cost investor dari sisi logistik seperti pembangunan infrastruktur.
Namun, hal itu dilakukan saat investasi global justru turun 20 persen (yoy) akibat sentimen negatif dari AS dan Tiongkok.
Pemerintah masih mengandalkan insentif untuk menggenjot realisasi investasi pada tahun ini.
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Perumda Sarana Jaya Meluncurkan Warna Fine Living
- Pertumbuhan dan Pasar Properti Jakarta di Kuartal 3 Stabil
- Sikap Keuangan
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur
- Pluang Luncurkan Opsi Saham AS, Terobosan Baru dalam Investasi di Indonesia