Genjot Pembangunan 1.138 Desa di Perbatasan

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT), Marwan Jafar mengatakan, pihaknya akan memrioritaskan pembangunan 1.138  desa tertinggal yang ada di jalur perbatasan lintas negara. Pembangunan akan difokuskan pada peningkatan ekonomi kerakyatan yang diintegrasikan dengan pembangunan infrastruktur, sehingga diharapkan dapat mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi masyarakat di perbatasan.

“Basis ekonomi masyarakat dan pembangunan infrastruktur harus di perbatasan harus diperkuat. Kita ingin agar desa  di perbatasan tidak lagi merasa dikucilkan pemerintah, desa perbatasan harus menjadi garda terdepan NKRI,” ujarnya Marwan di Jakarta, Senin (2/2).

Marwan mengakui, persoalan di desa perbatasan cukup kompleks yang harus diperhitungkan oleh pemerintah. Bukan sekadar infrastruktur, tapi juga terkait sosial dan budaya masyarakat.

“Karena itu yang paling penting membuka akses terintegrasi terlebih dahulu.  Minimal desa satu dengan desa lainnya terkoneksi dengan infrastruktur dan komunikasi. Sehingga masyarakat tidak merasa terkucilkan dengan lainnya. Apalagi mereka masih satu keluarga atau satu rumpun,” ujarnya.

Terkait infrastruktur, Marwan mengatakan, pemerintah memastikan akan membenahi mulai tahun ini. Kementerian DPDTT juga akan menyiapkan program transmigrasi di kawasan perbatasan bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Setelah lahan dan pemukiman transmigrasi siap, selanjutnya kita akan tempatkan transmigran dari keluarga TNI,” ujarnya.

Selain itu, akses sarana komunikasi menurut Marwan, juga akan diperluas jangkauannya. Karena, ternyata kebutuhan masyarakat perbatasan cukup tinggi. Tidak hanya untuk sekadar berinteraksi secara sosial, tetapi juga bisa dipergunakan sebagai sarana pengembangan ekonomi.

 “Selama ini sarana komunikasi perbatasan disiapkan oleh negara tetangga. Ini yang harus segera kita penuhi, agar masyarakat perbatasan mudah berkomunikasi dengan murah,“ ujarnya.(gir/jpnn)