Genjot Wisata Halal dengan Tabuhan Rapai
jpnn.com - ACEH – Nangroe Aceh Darussalam terus disentuh dengan konsep wisata halal, yang sering disebut “halal destination.” Setelah Lombok, kini giliran provinsi yang berada di ujung utara-barat itu yang mulai diproyeksikan untuk pasar Timur Tengah.
“Halal tourism itu ada pasarnya, dan besar. Hampir sama dengan jumlah outbond China 100 juta orang setiap tahunnya,” jelas Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
Selain itu, daya beli dan kebiasaan belanja wisman asal Jazirah Arab itu tergolong besar. Bahkan terbesar diantara wisman lain di seluruh dunia.
“Arab Saudi itu bisa USD 1.750 per kunjungan. Uni Arab Emirat rata-rata USD 1.500 per visit. DIbandingkan dengan Eropa maupun Asia, mereka lebih royal, karena rata-rata hanya USD 1.200 yang ke Indonesia,” tegasnya.
Bagaimana agar branding “Halal Destination” itu cepat mengangkat nama Aceh? Salah satu cara yang paling efektif adalah memenangkan kompetisi halal tourism yang secara rutin digelar di Abu Dhabi, UAE.
Di Aceh sendiri juga harus dipersiapkan hospitality-nya. Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi menambahkan, pihaknya akan konsisten mengedepankan wisata halal bagi para wisawatan sesuai instruksi Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Kami akan gelar Aceh International Rapai Festival pada bulan September 2016, mendatang. Rangkaian acara show music yang bernuansa muslem juga," ujar Reza, Jumat (4/2).
Reza sudah berkoordinasi dengan semua seniman di tanah air dengan berbagai jaringannya. Rapai merupakan alat musik khas Aceh seperti gendang. Banyak masyarakat Islam di Aceh menggunakan alat musik ini dalam berbagai kegiatan Islami.
- Kenali Bahaya Radang Paru-Paru, Simak Info Pengobatan yang Tepat dari IDI Grobogan
- Tips Cara Mengobati Asma dari IDI Cilacap
- Larangan BPA di UE Mulai 2024, Kapan Indonesia Menyusul?
- 5 Manfaat Rutin Minum Air Jahe Campur Gula Aren, Pria Pasti Suka
- 3 Manfaat Teh Tawar yang Luar Biasa
- 5 Khasiat Kelengkeng, Lindungi Tubuh dari Serangan Penyakit Ini