Geopolitik Ukraina-Rusia Pacu Harga Komoditas Ini
jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan terdapat beberapa pererakan komoditas yang memengaruhi kinerja neraca perdagangan pada awal 2022.
BPS mencatat dari sisi komoditas minyak dan gas (migas), ada peningkatan harga, salah satunya komoditas minyak mentah Indonesia di pasar dunia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang naik sekitar 17,08 persen secara month-to-month (mtm).
Harga ICP, sebelumnya ditetapkan mencapai USD 85,89 per barel atau sekitar Rp 1,23 juta pada Januari 2022.
Penetapan itu tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Januari 2022 yang diteken 2 Februari 2022.
Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terdapat peningkatan risiko geopolitik di negara, salah satunya Ukraina-Rusia.
"Bila dibandingkan dengan Januari 2021, harga ICP naik 61,54 persen years-to-years (yoy)," ungkap Setianto pada konferensi pers virtual, Selasa (15/2).
Selain itu, terdapat beberapa komoditas non migas yang meningkat secara bulanan, seperti harga minyak kernel yang naik 17,96 persen mtm, harga nikel 11,69 persen mtm, dan harga alumunium 11,52 persen mtm sedangkan batu bara turun 0,81 persen.
Selanjutnya, menurut sektor ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari 2022 naik 31,16 persen dibanding bulan yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 11,54 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 3,87 persen.(mcr28/jpnn)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan terdapat beberapa pererakan komoditas yang memengaruhi kinerja neraca perdagangan pada awal 2022.
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- Tren Pernikahan Menurun, Prilly Latuconsina Soroti Wanita Mapan
- Tip dari Analis Octa untuk Investor Pemula, Wajib Tahu!
- Kinerja Inflasi Terlihat, Direktur INDEF Sebut Kenaikan PPN Harus Ditunda
- Inflasi November Naik, Harga Bawang Merah Punya Andil
- Inflasi Kalbar November 2024 Terkendali di Angka 1,61 Persen YoY