George Toisutta, Tragedi Baju Hijau di Lapangan Hijau
Rabu, 23 Februari 2011 – 00:30 WIB
SEPAKBOLA bagi bangsa Indonesia memang bukan sekadar olahraga, tapi salah satu alat perjuangan. Makanya, Ir Soeratin Sosrosoegondo dulu (1930) mendesain PSSI bukan semata sebagai organisasi sepakbola, tapi instrumen perlawanan terhadap rezim penjajah Belanda. Pasca-reformasi, orientasi sepakbola berubah drastis. Menjadi bagian dari industri yang berdimensi ekonomi. Makanya dunia sepakbola kita secara de fakto dan de jure dikuasai para pengusaha papan atas: Nurdin Halid, Nirwan D Bakrie.
Itulah sebabnya di masa lalu, setelah Soeratin, kursi Ketua PSSI selalu diisi pejuang yang juga tokoh pergerakan: Artono Martosoewignyo, Maladi, Abdul Wahab Djojohadikoesoemo.
Baca Juga:
Di zaman Orde Baru, karena yang bisa disebut pejuang itu adalah korps baju hijau (TNI), maka orang No 1 di PSSI merupakan jatah tentara: Bardosono, Moehono, Ali Sadikin, Sjarnoebi Said, Kardono, Azwar Anas, Agum Gumelar.
Baca Juga: