Geothermal Bali Dikaji Ulang
Energi Terbarukan untuk Listrik
Selasa, 27 Desember 2011 – 03:43 WIB

Geothermal Bali Dikaji Ulang
JAKARTA - Masyarakat Indonesia sudah saatnya meninggalkan bahan bakar minyak (BBM) sebagai pembangkit listrik dan beralih menggunakan energi lain yang lebih murah seperti gas dan panas bumi. Demikian yang ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin (26/12). "Mari kita lestarikan hutan dan panas buminya. Kita gunakan untuk pembangkit listrik, sehingga tidak ada lagi kekurangna pasokan listrik, dan tujuan kesejahteraan rakyat bisa tercapai," kata Jero Wacik yang asal Pulau Dewata ini.
Sebagai contoh, lanjut dia, Provinsi Bali membutuhkan suplai listrik sebesar 600 MW. Tapi yang mampu disediakan sampai saat ini baru sebesar 400 MW, yang semua pembangkitnya dari BBM (bahan bakar minyak). Sementara 200 MW sisanya dipasok dari Jawa.
Baca Juga:
Padahal, Bali memiliki potensi panas bumi yang cukup besar untuk dijadikan energi listrik. Potensi panas bumi itu kini tengah dikembangkan di Bedugul. Pengembangan panas bumi (geothermal) di Bedugul yang direncanakan berkapasitas 3 x 55 MW masih dalam tahap pengkajian ulang agar dapat memenuhi pasokan listrik di Bali.
Baca Juga:
JAKARTA - Masyarakat Indonesia sudah saatnya meninggalkan bahan bakar minyak (BBM) sebagai pembangkit listrik dan beralih menggunakan energi lain
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang