Gerakan Anti Feminis Menguat di Indonesia

"Para aktivis ini percaya kaum ibu harus memobilisasi melawan Jokowi untuk melindungi anak-anak mereka dari komunisme, homoseksualitas, dan ancaman moral lainnya yang terkait dengan kubu Jokowi," kata laporan itu.
Rival Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Partai Gerindra, memobilisasi sukarelawan perempuan dalam upaya mengalahkan petahana.
"Ibu-ibu dipandang sebagai pendidik dan penjaga moral keluarga - bahkan bangsa," kata Ayu Kartika.
Sementara antropolog Australia Dr Linda Rae Bennett, menilai gerakan Indonesia Tanpa Feminis dan aktivisme konservatif yang dipimpin perempuan lainnya merupakan tanggapan terhadap RUU anti kekerasan seksual.
RUU itu sendiri antara lain dirancanag untuk melarang tindak perkosaan dalam hubungan suami-istri.
Sejauh ini partai-partai di DPR RI mengisyaratkan dukungannya terhadap RUU ini, kecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang secar tegas menolaknya.

Dr Bennett menggambarkan aktivisme anti-feminis baru sebagai "perang proksi" dari kalangan pria penentang RUU yang akan kehilangan hak mereka melakukan hubungan seksual dengan istrinya kapan pun mereka kehendaki.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya