Penulis oleh Prima Surbakti, ST Alumni ITB

Gerakan Mahasiswa: Instrumen Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Penulis oleh: Prima Surbakti, ST Alumni ITB

Gerakan Mahasiswa: Instrumen Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

Dunia bergerak cepat, tantangan, dan peluang juga berubah dengan pesat dan mendorong gerakan mahasiswa untuk beradaptasi dengan cepat atau menghadapi resiko tertinggal dan kehilangan daya saing.

Dalam menjalankan usaha organisasi digitalisasi menawarkan kemudahan serta fleksibilitas sehingga membuat mahasiswa enggan untuk berpartisipasi dalam gerakan mahasiswa dengan struktur hirarki dan aturan yang baku, teknologi cenderung menciptakan pola hidup individualistik, keterikatan emosional dan budaya gotong royong tidak menjadi prioritas bagi mahasiswa di era digital.

Transformasi digital mengubah perilaku, aktivitas dan kegiatan mahasiswa. Kegiatan belajar mengajar berubah total, ruang kelas mengalami evolusi dengan pola pembelajaran dan pelatihan digital dengan jangkauan yang tak terbatas dan memberikan pengalaman yang lebih kreatif, partisipasi, menyeluruh dan berkelanjutan.

Di sisi lain, disrupsi teknologi menciptakan pergerakan industri dan persaingan kerja tidak linear. pekerjaan baru muncul akibat kombinasi tren makro dan adopsi teknologi. Begitu pula sebaliknya, banyak jenis pekerjaan yang hilang.

Pengalaman dan skill lebih spesifik menjadi tantangan dan hambatan bagi mahasiswa untuk mendapat pekerjaan.

Karakteristik Mahasiswa Era Digital

Evolusi era digital telah menciptakan ekosistem baru mahasiswa dan bertentangan dengan identitas pergerakan mahasiswa.

Mahasiswa cenderung lebih memilih untuk mengejar minat dan tujuan sendiri daripada terikat kepada struktur organisasi yang kaku dan membatasi kebebasan.

Gerakan mahasiswa menjadi instrumen penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News