Gerakan Pilih Guru di Pemilu 2024 Menguat, Targetkan Jadi Presiden
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Gerakan Pilih Guru (GPG) Iwan Hermawan mengatakan sudah saatnya orang-orang yang menempati kursi eksekutif dan legislatif berasal dari kalangan pendidik.
Oleh karena itu, perlu sebuah gerakan yang mendorong para guru/pendidik untuk menempati posisi legislatif maupun eksekutif terutama merebut posisi sebagai presiden.
"Gerakan Pilih Guru/Pendidik (GPG) untuk duduk di kursi eksekutif maupun legislatif sebuah keharusan," kata Iwan kepada JPNN.com, Selasa (3/5).
Gerakan ini, lanjutnya, bertujuan untuk memosisikan guru/pendidik pada tempat-tempat yang strategis. Dengan demikian, dia berharap kebijakan-kebijakan yang dihasilkan nanti akan berpengaruh positif terhadap nasib guru.
Iwan menegaskan GPG sangat memaklumi bahwa untuk posisi orang nomor satu di Indonesia sampai di ruang-ruang dewan sejatinya bisa diisi seseorang dengan latar belakang guru/pendidik.
Adapun sasaran gerakan ini adalah guru, siswa, alumni dan para orang tua siswa yang dapat didorong untuk menyukseskan GPG.
"Sejarah negara ini didirikan oleh para guru di antaranya Bung Karno, Bung Hatta, K.H. Agus Salim, Sudirman, Ki Hajar Dewantara, dan yang lainnya. Mereka itu adalah para guru yang terjun ke dunia politik," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Pilih Guru/Pendidik dapat menjadi gerakan nasional dengan target pada Pemilu 2024. Selain itu, dia berharap para partai politik untuk memosisikan para calegnya dengan latar belakang guru.
Gerakan pilih guru di pemilu 2024 bertujuan untuk masyarakat caleg, calon presiden (RI) dan cawapres (RI 2) yang berlatar belakang guru atau pendidik.
- Info BKN soal Masa Sanggah PPPK 2024, Honorer Database BKN Simak ya
- Tambahan Gaji Guru Rp 2 Juta Tidak Merata, Ketua ASN PPPK Protes
- Disdik Biak Sediakan 251 Formasi Guru PPPK, Kamaruddin Berharap Begini
- Guru Pengin Sejahtera? Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sebut 3 Syarat Utama
- 5 Berita Terpopuler: Penyataan Terbaru Mendikdasmen, Guru Honorer Bakal Diangkat jadi PNS
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Tegaskan Peran Guru Honorer Masih Diperlukan