Gerakan Radikal Menyusup di Rohis, Guru Agama Diminta Ambil Peran

"Sesuai perkembangan mentalnya, pelajar SMA atau SMK itu kan cenderung labil. Maka pengaruh gerakan radikal menjadi mudah menyusup," paparnya.
Pengamat Intelejen, Wawan Purwanto menilai gerakan intoleran dan radikal tidak mungkin masuk dalam ruang sekolah dan kegiatan sekolah. Kelompok radikal pun tak melirik ruang sekolah sebagai wahana tumbuhnya pemikiran radikal.
Akan tetapi, lanjut dia, pemikiran radikal di kalangan penggiat Rohis sekolah bisa tumbuh melalui interaksi luar sekolah. Artinya para kelompok radikal itu memanfaatkan kegiatan luar sekolah sebagai tempat penyusupan pemikiran intoleransi dan radikal.
"Memang ada siswa yang terlibat pemboman. Tapi bukan didapat melalui sekolah. Pengaruh itu didapat saat pelajar itu berinteraksi di luar sekolah," tegasnya.
Dia menilai kegiatan perkemahan Rohis se Indonesia yang digelar Kementerian Agama cukup baik. Kegiatan tersebut mampu mencegah meluasnya pemikiran radikal dikalangan remaja. Sekaligus langkah antisipatif yang baik terhadap peluang masukanya pemikiran radikal ke lingkungan sekolah. (rko)
JAKARTA - Kegiatan rohani Islam (Rohis) di beberapa sekolah terindikasi disusupi kelompok radikal. Tak heran kegiatan Rohis yang tersusupi pemikiran
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- ELSA Bangun Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Gelar Campus Visit ke Jogja
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah