Gerakan Seribu Rupiah Untuk Penderita GBS
Minggu, 07 Agustus 2011 – 22:55 WIB

Shafa, penderita Gullain Barré Syndrome (GBS) yang sudah hampir setahun hidup dengan ventilator di Rumah Sakit (RS) Carolus, Jakarta. Foto: dok/JPNN
JAKARTA - Kepedulian kepada dua pasien penyakit langka Gullian Barre Syndrome (GBS) Azka (4,3) dan Shafa (4,7) mulai menggeliat. Guna merangkul lebih banyak donatur untuk menjaga nafas dua bocah malang ini, sekelompok relawan memulai gerakan seribu rupiah untuk Shafa dan Azka. Zulkarnain mengatakan, lahirnya gerakan ini bertujuan untuk mengetuk pintu hati masyarakat membantu meringankan beban yang harus ditanggung keluarga pasien GBS. Penyakit GBS yang tidak tersosialisasi dengan baik oleh pemerintah ini, bukan hanya langka namun pembiayaan pengobatannya sangat mahal. Sulitnya lagi, pasien GBS tidak pernah bisa diketahui kapan sembuhnya.
Gerakan Seribu Rupiah untuk Azka dan Shafa mulai disosialisasikan, Minggu (7/8) bertempat di Jalan Kayumanis X RT 009 RW 09 No 67 Kelurahan Kayumanis, Jakarta Timur. Untuk menampung donasi bagi Azka dan Shafa, bisa disalurkan melalui BCA atas nama Melva Tobing nomor rekening 7510.4159.60 dan Bank Mandiri atas nama drg.Silvia Wahyuni nomor rekening 10.1000.4880.56.1.
"Sementara kami memang gunakan rekening pribadi, karena gerakan ini untuk Azka dan Shafa secara bersama-sama. Jadi berapapun donasi yang masuk, akan kami salurkan untuk dua pasien GBS ini," ujar Zulkarnain yang tak lain adalah ayah Shafa pada JPNN.
Baca Juga:
JAKARTA - Kepedulian kepada dua pasien penyakit langka Gullian Barre Syndrome (GBS) Azka (4,3) dan Shafa (4,7) mulai menggeliat. Guna merangkul lebih
BERITA TERKAIT
- Prabowo Bentuk 70 Ribu Koperasi Desa, Anggarannya dari Sini
- 2 Kapal Terbakar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kerugian Tembus Rp 500 Juta
- Pakar Ungkap Pemicu Badai PHK di PT Sritex
- Ahmad Luthfi Meluncurkan Program Speling, Warga Bisa Periksa Kesehatan Gratis di Balai Desa
- Demi Raih Kepercayaan Publik, Polri Diminta Terbuka terhadap Kritikan & Perkuat Pengawasan Internal
- Dua Fenomena Ini Menunjukkan Kegagalan Polri Melakukan Sistem Meritokrasi