Gerakan Teroris Diyakini Tidak Terorganisir
Rabu, 20 April 2011 – 18:42 WIB

Gerakan Teroris Diyakini Tidak Terorganisir
Dalam kesempatan sama, bekas Panglima Kodam (Kodam) Jaya yang juga bekas Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mengungkapkan bahwa radikalisme agama bertumbuh subur di Indonesia setelah reformasi bergulir. Salah satu sebabnya, masyarakat pernah sangat dikekang sebelum reformasi terjadi. “Kalau diilustrasikan, mulut tertutup, tangan terborgol,” katanya.
Lebih tepatnya, pada puncak gerakan reformasi Mei 1998, perilaku masyarakat Indonesia berubah drastis. Masyarakat yang tadinya dikenal dunia sebagai masyarakat santun berubah menjadi pemberang. “Warga kita menjadi masyarakat yang menyakitkan masyarakat lain, bengis dan brutal,” kata Sutiyoso.
Masyarakat yang bebas ini semakin berbahaya karena tingkat pendidikanya mayoritas rendah. Hampir 60 persen masyarakat Indonesia hanya lulusan sekolah dasar. ”Cara berpikir mereka sederhana,” kata dia.
Di sisi lain, masih kata Bang Yos –sapaan akrab Sutiyoso, aparat sangat lemah. Sehingga fenomena kehadiran kaum radikal menjadi hal biasa dan merambah ke ibukota. “Ceramah-ceramah shalat Jumat sangat mengerikan,” kata Sutiyoso.
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Taslim Chaniago mendesak kepolisian untuk segera merubah pola-pola penanganan yang selama ini dilakukan dalam menangani
BERITA TERKAIT
- BAZNAS dan Ulama Palestina Perkuat Kerja Sama untuk Palestina
- InJourney Hadirkan Tarian Nusantara di TMII, Diikuti 500 Anak Dari Sabang Sampai Merauke
- Minta Eksepsi Aipda Robig Zaenudin Ditolak, JPU Tegaskan Dakwaan Sudah Sah dan Cermat
- KPK Periksa Komisaris PT Inti Alasindo Energy Terkait Kasus Korupsi PGN
- Eks Staf Ahli Pertanyakan Proses Laporan Dugaan Suap Pimpinan DPD RI ke KPK
- Prajurit TNI AL Sigap Mengevakuasi Warga Terdampak Banjir di Pesawaran Lampung