Geram Kelompok 78, Wartawan Lempari Televisi
Minggu, 22 Mei 2011 – 08:08 WIB

Sejumlah wartawan peliput dilarang memasuki area Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta. Mereka hanya bisa menyaksikan jalannya kongres melalui televisi yang disediakan oleh panitia. 20 Mei 2011. FOTO : HENDRA EKA/JAWA POS
Sebenarnya tidak ada gangguan berarti untuk kongres yang agenda utamanya memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Executive Committee (Exco) PSSI periode 2011–2015 itu, selain gangguan dari peserta kongres sendiri. Sebelum rencana demo oleh massa yang akhirnya dibubarkan oleh hujan tersebut dilaksanakan, setelah salat Jumat massa Forum Betawi Rembug (FBR) mendekat ke arena kongres. Massa berseragam hitam-hitam itu meneriakkan yel-yel dan membawa poster bertulisan ajakan menyukseskan kongres. Salah satu poster yang dibawa bertulisan ”Nyok Kita Selesaikan Masalah tanpa Masalah”.
”Kami hanya ingin mengamankan jalannya kongres PSSI,” kata Panglima FBR Harul Ghozali kepada wartawan. ”Sebagai orang Jakarta, kami wajib ikut mengamankan jalannya kongres itu. Kami menurunkan sekitar 2.000 anggota untuk mengamankan kongres tersebut,” lanjutnya.
Tidak ingin peristiwa Pekanbaru terulang, kala banyak orang tidak jelas, yang mayoritas berambut cepak, masuk arena kongres, komite normalisasi (KN) bersama pihak kepolisian merancang sistem keamanan dengan sangat ketat. Jika tidak memiliki ID card peserta, panitia, atau peninjau, jangan berharap bisa mendekati Golden Ballroom, lokasi kongres. Di ujung lorong menuju ballroom, pemeriksaan ketat dilakukan oleh pihak keamanan.
Dengan alasan mengamankan kongres pula, para awak media harus rela ber-home base di tenda besar yang disiapkan di halaman hotel, yang kira-kira berjarak 100 meter dari hotel. Agar tetap bisa mengikuti jalannya kongres, panitia menyedikan tiga set pesawat televisi flat di tenda. Sayang, hanya satu set yang sound system-nya menyala. Akibatnya, awak media yang berjumlah lebih dari 150 orang itu harus berdesak-desakan di depan salah satu televisi.
Kongres PSSI berlangsung memalukan. Diwarnai adu interupsi yang tidak jelas, kongres akhirnya dibubarkan. Ada banyak cerita menarik di balik kongres
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif