Gerbong, Suksesi & Rekonsiliasi

Gerbong, Suksesi & Rekonsiliasi
Gerbong, Suksesi & Rekonsiliasi
Bukan tak mustahil dalam perjalanan lima tahun 2009-2014 ada saja kader yang terpeleset, dan apa boleh buat harus didegradasikan dan digantikan kader berikut di bawahnya bak urut kacang, baik dalam usia, pengalaman, kualitas, keragaman profesi dan sebagainya. Yang membuat cela, harap minggir!

Embrional kebangkitan republik kita pun lebih kurang seperti itu. Diawali angkatan 1908, disusul angkatan 1928 lalu angkatan 1945. Tentu saja dengan sedikit deviasi di sana sini, lumrah saja lah.

Sekadar contoh, Akbar Tandjung kader Golkar sejak era Orde Baru itu, tak tiba-tiba menjadi Ketua Umum Golkar pada 1998 dan Ketua DPR pada 1999-2004. Tetapi ia merangkak dari bawah, sejak memimpin HMI, KNPI, lalu menjadi menteri berkali-kali. Bukan pemimpin karbitan yang mendadak sontak.

***

Saya berharap proses yang sama juga berlangsung di partai-partai pendukung pemerintahan maupun yang di luar pemerintahan. Bedanya, partai di luar pemerintahan hanya punya dua lembaga pematangan dan penggodokan, yakni di DPR dan partai.

TIDAK karena ayam jantan lupa berkokok menjelang Subuh, lalu sholat wajib itu ditunda. Idemdito dengan Presiden RI. Kendatipun Susilo "SBY"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News