Gerbong, Suksesi & Rekonsiliasi
Sabtu, 15 Agustus 2009 – 12:50 WIB
Barangkali dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan, SBY sangat dipujikan jika melakukan "rekonsiliasi" yang sama dalam penyusunan kabinet. Seperti pernah saya tulis di ruangan ini juga, bahkan Soeharto pun merekrut pemimpin partai yang non-Golkar di tubuh kabinetnya.
Tokoh parpol dan pengamat politik tak perlu buru-buru menuduh bahwa jika fenomena itu terjadi, lalu berkata, "Nah, ini dia. Kita kembali ke era Orde Baru" - di mana pemerintahan semakin kuat karena didukung semua partai di DPR.
SBY tentu sangat sadar dirinya bukanlah replikasi Soeharto, seperti sangat sadarnya tokoh parpol yang berseberangan dengan Demokrat pada Pemilu dan Pilpres 2009 lalu – sekiranya masuk ke dalam kabinet - bukanlah dalam rangka ke-Orde Baru-an yang sudah silam itu.
Apa kata khalayak jika misalnya tindakan SBY mengakomodasi semua kekuatan parpol besar adalah karena kehendak menciptakan perpolitikan yang monolit? Apakah SBY sama sekali tak khawatir jika civil society mengecamnya, dan boleh jadi juga oleh dunia internasional jika hendak mereplikasi Orde Baru?