Gerebek Pesta Sabu-Sabu, Dua Polisi Aceh Ditikam

jpnn.com - BIREUEN - Dua polisi di Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis malam (1/8) sekarat dan dilarikan ke rumah sakit. Mereka baru saja ditikam saat menggerebek pesta sabu-sabu di Bale Kuneng Pante Gajah. Pelaku bersenjata pisau berhasil melarikan diri.

Polisi apes itu adalah Brigadir Edi Hardiana dan Briptu Mirzan. Mereka merupakan anggota Polsek Peusangan. Awalnya, polisi mengintai rumah yang kerap dijadikan tempat pesta narkoba di Bale Kuneng Pante Gajah. Saat masuk ke TKP, Rizki Ronal, PNS, dan Amullazi, pekerja swasta, mampu diciduk.

Sayangnya, seorang teman tersangka, Ismail Sulaiman, luput dari pengawasan karena keluar lewat kamar mandi serta melihat kedatangan polisi. Dengan membabi-buta, dia pun keluar dari rumah dan berlari menuju perkebunan tebu di belakang kawasan tersebut.

Tak ingin buruannya kabur, Brigadir Edi Hardiana berusaha menghalangi. Tanpa diduga, Ismail yang memegang pisau langsung menusukkan senjata ke betis dan tangan kanan korban. Mendapat perlawanan mendadak, polisi itu roboh bersimbah darah.

Melihat lawannya sudah tak berdaya, Ismail melanjutkan pelarian. Sampai kembali berpapasan dengan Briptu Mirzan, untuk kali kedua, petugas tersebut dihujani tikaman hingga terluka tusuk di dada, lengan, dan bagian perut. Tak kuat menahan sakit, aparat keamanan tersebut ambruk mencium tanah dan target yang dikejar pun lolos di gelapnya malam.

Sementara itu, dua rekan korban yang lain terkejut melihat timnya sudah tak berdaya. Selanjutnya, mereka dipapah untuk keluar rumah dan dibawa ke rumah sakit.

Adanya musibah berdarah yang menimpa anggotanya dibenarkan Kapolsek Peusangan Iptu Syarifuddin. "Awalnya, ada empat petugas yang datang menggerebek. Dua mengintai di luar dan mendapat kawanan tersangka. Sedangkan dua lainnya masuk ke dalam rumah hingga terkena luka tikam karena salah seorang pelaku melawan. Pascainsiden kemarin, Briptu Mirzan masih dirawat di RSUD Dr Fauziah. Sementara itu, Brigadir Edi Hardiana sudah dipindahkan ke RS BMC," terang Syarifuddin. (c17/jpnn)