Gereja Bar
Oleh Dahlan Iskan
Saya harus cari sarapan yang cocok dengan selera. Saya pun tertarik pada bangunan yang di kiri jalan itu. Yang sangat mirip gereja itu.
Banyak orang masuk ke situ. Saya kira mereka lagi mau kebaktian pagi.
Namun ini kan hari Sabtu. Di Inggris tidak banyak pengikut Advent --yang kebaktiannya di hari Sabtu.
Dan lagi semuanya mamakai jersey suporter bola. Mana ada kebaktian pakai jersey sepak bola.
Saya terus melangkah ke sana. Tulisan di dinding depannya membuat saya terhenyak: Church Bar. Bar Gereja.
Saya pun menapaki tangga naik ke terasnya. Lalu masuk. Penuh dengan orang minum bir. Sepagi itu.
Ternyata, ini bukan gereja. Saya pun memesan sarapan.
Roti keju, kacang merah bersaus, sosis veggie, tomat goreng, dan kentang hash brown. Roti kejunya luar biasa lezatnya: toast yang dibakar sambil ditumpahi keju.
Liverpool di mata saya adalah hasil sukses dari sebuah sakit hati. Jangan lupa: banyak orang sukses dengan dorongan sakit hati seperti itu.
- Liverpool jadi Tim Pertama Tembus 16 Besar Liga Champions
- Pilkada Dramatis: Paling Sial Rohidin Mersyah, Jakarta Bisa Berdarah-darah
- Dramatik Datar
- Klasemen Liga Champions: Liverpool Sempurna, Real Madrid Merosot
- Real Madrid Tumbang di Markas Liverpool, Rekor Minor Tercipta
- Liverpool Vs Real Madrid: 10 Pemain Absen Termasuk Vinicius