Gereja Bar
Oleh Dahlan Iskan
Semua bar di sepanjang jalan itu sama: menyelenggarakan nobar. Penuh semua.
Begitu banyak saya sarapan. Terlalu kenyang. Gara-gara toast bakar berkeju. Ukuran besar. Yang harus saya habiskan. Terlalu enak.
Saya pun kembali ke stadion. Ada panggung musik yang sangat besar di halaman stadion. Di pojok kiri dekat toko suvenir.
Saya agak lama menonton di panggung itu. Menunggu dalam hati --siapa tahu Saskia Gotik akan tampil di situ. Kalaupun bukan Saskia, --Gothiknya pun jadi.
Yang ditunggu tidak muncul. Saya ingin pindah. Ingin masuk ke toko itu.
Ups, yang antre mengular. Ratusan buaya pada mengantri --ingin beli jersey.
Saya pun mengalihkan langkah. Lebih baik mengelilingi stadion ini. Ke belakangnya.
Belakang stadion ini ternyata seperti depannya juga. Banyak penonton yang datang dari arah belakang --mereka yang datang dengan mobil pribadi.
Liverpool di mata saya adalah hasil sukses dari sebuah sakit hati. Jangan lupa: banyak orang sukses dengan dorongan sakit hati seperti itu.
- Liverpool jadi Tim Pertama Tembus 16 Besar Liga Champions
- Pilkada Dramatis: Paling Sial Rohidin Mersyah, Jakarta Bisa Berdarah-darah
- Dramatik Datar
- Klasemen Liga Champions: Liverpool Sempurna, Real Madrid Merosot
- Real Madrid Tumbang di Markas Liverpool, Rekor Minor Tercipta
- Liverpool Vs Real Madrid: 10 Pemain Absen Termasuk Vinicius