Gereja Bar
Oleh Dahlan Iskan
Lapangan parkirnya di belakang stadion itu --di hamparan lembah di bawah sana. Mobil mereka tidak terlihat dari sini.
Di halaman belakang ini ada bar terbuka. Kios-kios makanan pun berjajar: burger, sandwich, kebab, ayam goreng...
Anak-anak kecil berbaris antre di sebelah food court ini: antre melakukan tendangan penalti. Di sebuah lapangan bola mini yang dipasangi gawang --sekalian dengan kipernya, orang dewasa.
Mane, Salah, Arnold, Firmino ikut antre di situ --terlihat dari kaus yang dipakai anak itu.
Sudah jam 11.30. Satu jam lagi pertandingan dimulai.
Saya pun masuk pintu C --yang tiketnya seharga Rp 6 juta itu. Tiket saya diperiksa. Ok.
Saya diminta naik lift ke lantai 2. Di lobi lantai 2 saya diarahkan ke belok kiri. Sesuai dengan kode di karcis.
Di situ saya dipasangi gelang hijau. Bertuliskan hari pertandingan dan tim yang bertanding.
Liverpool di mata saya adalah hasil sukses dari sebuah sakit hati. Jangan lupa: banyak orang sukses dengan dorongan sakit hati seperti itu.
- Liverpool jadi Tim Pertama Tembus 16 Besar Liga Champions
- Pilkada Dramatis: Paling Sial Rohidin Mersyah, Jakarta Bisa Berdarah-darah
- Dramatik Datar
- Klasemen Liga Champions: Liverpool Sempurna, Real Madrid Merosot
- Real Madrid Tumbang di Markas Liverpool, Rekor Minor Tercipta
- Liverpool Vs Real Madrid: 10 Pemain Absen Termasuk Vinicius