Teror di Barcelona
Gereja-Gereja Bersejarah di Eropa Jadi Target Teroris
Chemlal adalah anggota yang selamat dalam ledakan itu. Kelompok yang tersisa lantas mengubah rencana dengan menyerang menggunakan mobil.
Tidak dijelaskan bangunan mana yang akan mereka serang. Namun, koran El Mundo melaporkan bahwa kemungkinan besar gereja Sagrada Familia karya Antoni Gaudi-lah yang bakal menjadi sasaran.
Mereka membuat bom dari tabung gas butana yang memiliki daya ledak besar. Pembuatan dilakukan secara otodidak dengan belajar lewat internet. Bahan-bahan untuk membuat bom itu dibeli di Spanyol dan luar negeri secara langsung serta via internet.
Di puing-puing rumah yang meledak, polisi menemukan beberapa tiket ke Brussels, Belgia, atas nama Satty yang dikeluarkan oleh maskapai Vueling. Belum diketahui apakah dia memiliki hubungan dengan kelompok militan di Belgia.
Ditemukan pula catatan berbahasa Arab yang bertulisan surat pendek dari tentara Islamic State (IS) di tanah Andalusia untuk para tentara perang salib, pembenci, pendosa, orang-orang yang berlaku tidak adil, dan para koruptor.
Pada abad pertengahan saat Islam berkuasa di Spanyol, negara itu disebut Andalusia. Selain itu, ditemukan nota pembelian 500 liter aseton dan bahan-bahan lain yang bisa dipakai untuk membuat bom rakitan.
Mereka membelinya pada awal Agustus. Beberapa jam sebelum serangan di Las Ramblas, Barcelona, pada Kamis (17/8), mereka juga membeli 4 pisau dan kapak.
Sementara itu, berdasar hasil hearing, hakim Fernando Andreu memerintahkan agar Chemlal dan Dris Oukabir tetap didakwa sebagai anggota teroris dan pelaku pembunuhan.
Perkembangan penyidikan teror di Barcelona, Spanyol, membuat beberapa negara di Eropa siaga. Salah satunya, Jerman. Kemarin (23/8) polisi meletakkan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Eropa Mulai Melarang Smartphone di Sekolah, Ini Alasannya
- Kosovo Kembali Memanas, Dunia Perlu Waspada
- Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa
- Polisi Turki Tahan 72 Orang yang Diduga Anggota ISIS
- Uni Eropa Bekukan Proses Integrasi Georgia