Gereja Koptik Ajak Umat Tenang
Meski Anggap Pemerintah Belum Bisa Melindungi
Rabu, 05 Januari 2011 – 15:12 WIB
Shenouda mengatakan, inti seluruh masalah berbau agama di Negeri Piramida itu adalah regulasi pemerintah yang berat sebelah. Menurut dia, perundang-undangan Mesir tentang kebebasan beragama dan beribadah tidak adil. "Jika ada peraturan yang merugikan komunitas tertentu, pemerintah harus melakukan revisi. Bukan hanya merevisi satu perundangan, tapi seluruh aturan yang berkaitan," ungkapnya.
Baca Juga:
Selama ini, sepuluh persen warga Mesir yang beragama Kristen merasa menjadi korban diskriminasi. Selain tidak bisa beribadah dengan leluasa, masyarakat Kristen cenderung diabaikan dalam bursa kerja. Akibat diskriminasi tersebut, sebagian umat menjadi radikal. Konflik kecil pun bisa mudah menyulut amarah mereka. Apalagi ledakan bom maut seperti yang terjadi pada 1 Januari lalu.
Dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sejumlah pakar terorisme membenarkan keluhan Shenouda dan kaum nasrani Mesir. "Di Timur Tengah, komunitas kristiani adalah sasaran empuk. Mereka lebih mudah dibidik dibanding komunitas agama lain," papar Emile Hokayem, pakar dari International Institute for Strategic Studies, kepada Agence France-Presse.
Belakangan, lanjut dia, Al Qaidah Iraq (AQI) mengubah target serangan mereka di Timur Tengah. Jika sebelumnya selalu menyasar komunitas Syiah, kini organisasi teror tersebut ganti menarget umat Kristen. "Serangan terhadap kaum Syiah atau pasukan asing selalu dibalas dengan aksi yang tak kalah mematikan. Karena itu, mereka ganti sasaran," lanjutnya.
KAIRO - Konflik sektarian mulai membayangi Mesir. Empat hari setelah bom bunuh diri tahun baru merenggut 21 nyawa di kompleks Gereja Kristen Koptik
BERITA TERKAIT
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik