Gerhana Bulan Total hanya Berlangsung 18 Menit, Begini Keistimewaannya
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti di Observatorium Bosscha Yatny Yulianty mengungkap keistimewaan gerhana bulan total atau super blood moon yang akan berlangsung pada Rabu (26/5) hari ini.
Fenomena itu terjadi karena matahari, bumi, dan bulan akan berada pada posisi sejajar. Hal tersebut disebabkan bulan bergerak mengelilingi bumi sesuai orbit (garis edar).
"Peristiwa gerhana bulan itu sebetulnya bersiklus, berulang, karena ketiga benda tadi akan bergerak dalam satu keharmonisan," kata kata Yatny Yulianty, dalam siaran pers Biro Humas ITB.
Oleh karena itu, kata Yatny, fenomena alam tersebut sekarang sudah bisa diprediksi dengan baik kapan akan terjadi lagi dan di mana bisa melihatnya.
"Itu sudah sangat bisa diprediksi secara astronomi,” ucap Yatny.
Dia menjelaskan gerhana bulan tahun ini akan terjadi dua kali, yakni gerhana bulan total (GBT) pada 26 Mei 2021 dan gerhana bulan sebagian (GBS) pada 19 November 2021.
Yatny mengatakan fenomena gerhana bulan sendiri ada tiga jenis, yaitu gerhana bulan total, sebagian, dan penumbra.
Sementara itu, astronom Bosscha Agus Triono menyebut gerhana bulan total terjadi ketika hanya sebagian saja bayangan bumi yang menutupi bulan.
Sementara gerhana bulan penumbra sulit dilihat secara kasat mata lantaran tidak terlalu berbeda dengan bulan purnama.
Gerhana bulan total pada Rabu (26/50 hari ini hanya berlangsung selama 18 menit saja mulai pukul 18.11 WIB.
- Pramono-Rano Unggul di Pilgub DKI, Alumni ITB Menyala Gelar Syukuran
- Pimpinan MPR Terima Masukan Pakar ITB untuk Wujudkan Target Ketahanan Energi Prabowo
- Ahli ITB Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Kendaraan yang Viral di Cibinong
- MWA Tetapkan Prof Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Terpilih
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan
- Datuk ITB