Gerindra Apresiasi Langkah Pemerintah Kebut Revisi UU Minerba

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi langkah pemerintah yang mendorong revisi UU Minerba rampung akhir tahun ini. Menurutnya, semakin cepat revisi itu terealisasi, maka semakin cepat pula perusahaan pertambangan memperoleh kejelasan mengenai ekspor konsentrat mineral mentah (ore).
Selain itu, ia juga mendukung revisi Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2010 mengenai aturan cost recovery dan pajak di hulu migas. Revisi yang meningkatkan bagi hasil kontraktor Migas dari 15 persen menjadi 40 persen itu diyakininya dapat meningkatkan investasi untuk pencarian cadangan Migas baru di Indonesia.
"Ekonomi kita lagi lesu, karena itu butuh terobosan untuk membantu pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi ekonomi melemah seperti sekarang ini, ekspor mineral akan sangat membantu memulihkan ekonomi terutama sektor pertambangan," terang Andre kepada wartawan, Senin (26/9).
Ia menekankan demikian sekaligus menepis pernyataan Ketua Asosiasi Smelter dan Pengolahan Mineral Indonesia, Raden Sukhyar, Minggu (25/9) kemarin. Sukhyar menilai revisi UU Minerba memicu protes dari pengusaha yang selama ini sudah membangun pengolahan mineral (smelter).
Menurut Andre, Sukhyar bukanlah pengusaha smelter melainkan mantan direktur jenderal minerba Kementerian ESDM. Pengusaha tambang selama ini tidak bisa ekspor dan terpaksa menjual kepada pemilik smelter dengan harga yang murah. Penting pula disampaikan bahwa mayoritas pemilik smelter bukanlah pemilik tambang.
Mayoritas pengusaha smelter yang disebutkan Sukhyar juga belum beroperasi secara keseluruhan. Belum lagi berbicara mengenai pengusaha smelter yang mayoritas dikuasai investor asing, dalam hal ini pengusaha China daratan dan bukan pengusaha nasional.
"Banyak daerah yang bergantung ekonomi dari sektor pertambangan. Selain membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan devisi negara, dari sektor ini memberikan pemasukan pajak yang nilainya mencapai Rp 40 triliun per tahun. Multyplier efek ekonominya sangat besar," terang Andre.
"Jalan tengahnya, ekspor mineral harus dibuka untuk keadilan. Masak Freeport dan Newmont boleh ekspor tapi Antam yang notabene perusahaan BUMN milik negara enggak bisa ekspor? Harus ada keadilan buat BUMN seperti Antam dan Perusahaan Swasta Nasional lainnya," sambung dia.
JAKARTA - Politikus Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi langkah pemerintah yang mendorong revisi UU Minerba rampung akhir tahun ini. Menurutnya,
- Wamen Investasi: Danantara Akan Percepat Hilirisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
- Punya 47 Cabang, Titik Koma Berbagi Pengalaman di Tengah 'Red Ocean' Industri Kedai Kopi Indonesia
- Kinerja 2024 Moncer, LRT Jabodebek Siap Tingkatkan Pelayanan
- Amaterasun Meluncurkan Produk Sunscreen Seringan Air
- Efisiensi Anggaran, Legislator PKB Usul Gedung DPR di Jakarta, Tak Pindah ke IKN
- Komisi VI DPR Terpukau Inovasi Bata Interlock Presisi SIG, Dorong Perluasan Pasokan ke Pasar Nasional