Gerindra Diminta Jangan Baper Gara-Gara PT
“Ambang batas ini sudah pernah diterapkan dalam pilpres sebelumnya. Dan, di pilpres 2014 juga tidak kemudian diikuti hanya satu pasangan calon,” ujar anggota Komisi III DPR tersebut.
Jebolan Glasgow Caledonian University, Scotland, itu mengatakan apabila diasumsikan peta dukungan pada paripurna UU Pemilu kemarin pun, jika partai-partai yang walk out tersebut bersatu maka paling tidak akan ada dua pasangan calon di Pilpres 2019.
Selain itu, kata Arsul, belum tentu juga partai yang setuju ambang batas 20 persen sudah pasti mengusung Jokowi.
“Apalagi kan belum tentu semua partai yang setuju ambang batas tersebut sudah menyatakan dukungannya kepada Pak Jokowi. Yang sudah resmi deklarasi akan calonkan Pak Jokowi kan baru empat partai,” ungkap politikus kelahiran Pekalongan, 8 Januari 1964 itu.
Dia menambahkan, kalau soal konstitusionalitas atau tidak itu menjadi ranah persidangan di MK.
“Betul, jangan mendahului MK (dengan menyatakan inkonstitusional). Wong gugatannya belum didaftarkan,” tegasnya.
Arsul menjawab santai saat ditanya apakah bisa disebut bahwa partai yang menolak PT 20 persen ini jika nanti mengusung capres, sudah kalah sebelum bertanding.
“Sebaiknya tidak dibuat diskursus di media supaya juga tidak ada nanti yang komentar bahwa sikap seperti itu seperti kalah sebelum bertanding,” tuntas politikus berlatar belakang pengacara itu. (boy/jpnn)
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai ajakan Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Arief
Redaktur & Reporter : Boy
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Mardiono ke Bojonegoro, Pastikan Kader PPP Kawal Suksesnya Pilkada 2024
- Beredar Surat Instruksi Prabowo untuk Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasannya
- Sudaryono: Doa Bersama di Kampanye Akbar untuk Munajat Kemenangan Luthfi-Yasin
- Punya Modal Besar, Sahabat Yoshua Dinilai Bisa Tingkatkan Elektabilitas Calon Kepala Daerah
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra