Gerindra: Ingat, Pilpres 2009 SBY Kalahkan Mega di Jateng
jpnn.com, JAKARTA - Moh Nizar Zahro mengatakan rencana pemindahan posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ke Jawa Tengah, salah satunya karena mempertimbangkan survei dan posisi strategis.
Anggota tim kampanye nasional pasangan nomor urut 02 ini menyebut, dengan berada di Jateng, maka tim juga akan lebih intensif menyapa warga Jateng hingga Jawa Timur.
"Menurut survei, di dua provinsi ini elektabilitas Prabowo-Sandi masih perlu digenjot. Terutama di Jawa Tengah, perlu penetrasi yang lebih kuat agar dukungan kepada Prabowo-Sandi bisa meningkat signifikan," ucap Nizar menjawab JPNN, Selasa (11/12).
Anggota Fraksi Gerindra DPR ini menyebut bahwa agenda kampanye mereka nantinya akan langsung masuk ke kampung-kampung, untuk bertatap muka dan berdialog dengan masyarakat.
BPN juga tak terpengaruh bahwa Jawa Tengah identik dengan Kandang Banteng (PDIP). Dengan penetrasi yang kuat, BPN meyakini stigma tersebut akan luluh lantak seperti pernah terjadi pada Pilpres 2009 ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi jawara di Jateng dengan meraih 53 persen suara lebih.
"Ingat, Pilpres 2009, SBY mampu menumbangkan Megawati di Jawa Tengah. Itu artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Dan sangat terbuka kemungkinan Prabowo kalahkan Jokowi di Jawa Tengah," tegasnya.
Dia menambahkan, rencana pemindahan BPN ke Jateng merupakan terobosan politik yang cemerlang. "Kandang merah akan segera diputihkan," katanya. (fat/jpnn)
Menurut survei yang dipegang Gerindra, elektabilitas Prabowo - Sandi masih perlu digenjot di Jateng.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Prabowo Resmikan Gerakan Solidaritas Nasional, Ini Tujuannya
- Muhammadiyah Minta Seluruh Elemen Merawat RI untuk Kepentingan Bangsa
- Keluar dari Golkar, Wanda Hamidah Singgung Kecurangan Pilpres, Oligarki, & Orde Baru
- Buka Seminar Hari Konstitusi, Bamsoet Ungkap MPR Rekomendasikan Usulan Amandemen UUD 1945
- Hasto: Ada yang Bilang Urusan Pilpres Terjadi di Pilkada, Praktik Buruk Diterapkan Lagi